Abstract

Susu formula merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, sehingga kontaminasi mudah terjadi terutama jika persiapan dan pemberian kurang memperhatikan segi antiseptik. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakuka dengan metode non random (non Probability) sampling dengan menggunakan tekhnik accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara accidental ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian yaitu sebanyak 64 responden. Hasil analisis responden dengan pendidikan tinggi ada 25,49% yang bayinya diare, sedangkan pendidikan rendah ada 69,23% yang bayinya mengalami diare, didapatkan p value = 0,007 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian diare. responden yang mengetahui cara pemberian susu formula ada 7,14% yang bayinya mengalami diare. sedangkan responden yang tidak mengetahui cara pemberian susu formula ada 83,63% yang bayinya mengalami diare. Hasil analisis didapatkan p value = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare. Responden yang tidak menggunakan susu formula yang mengalami diare yaitu 0%. Yang menggunakan susu formula yang mengalami diare yaitu 42,30%. Hasil analisis didapatkan p value = 0,005 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pemberian susu formula terhadap kejadian diare.

Highlights

  • Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair

  • Formula milk is a good medium for bacterial growth, so contamination is easy, especially if the preparation and administration pay less attention to antiseptic aspects

  • Poor formula feeding can increase the risk of diarrhea in infants

Read more

Summary

Pendidi kan

25,49% yang bayinya diare, sedangkan pendidikan rendah ada 69,23% yang bayinya mengalami diare. Hasil analisis didapatkan p value = 0,007 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu. Sesuai dengan teori (Bintoro 2010 dalam Dewiarti,2013) Diare sering dijumpai di masyarakat terutama oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Tindakan tersebut dipengaruhi berbagai hal, antara lain adalah tingkat pendidikan, pengetahuan dan tindakan pencegahan terhadap diare. 2015, yang berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang Diare dengan Frekuensi Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tamansari yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dan frekuensi kejadian diare (p value = 0,007). Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada, peneliti berpendapat bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare dimana semakin rendah pendidikan ibu maka semakin tinggi kejadian diare pada balita

Mengetah ui
Jumlah P Value
DAFTAR PUSTAKA
Findings
Frekuensi Kejadian Diare Balita di Wilayah

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.