Abstract

Makanan pelengkap awal atau makanan pendamping ASI (MP-ASI ) diberikan sebelum usia 6 bulan mengakibatkan dampak negatif jangka panjang dan jangka pendek. Dampak negatif jangka pendek jika bayi diberikan makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan di antaranya adalah bayi kehilangan nutrisi dari ASI, menurunkan kemampuan isap bayi, memicu diare, dan memicu anemia. Sedangkan dampak negatif jangka panjang bila bayi diberikan makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan di antaranya adalah obesitas, hipertensi, arterosklerosis, dan alergi. Tidak tepatnya waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) ini disebabkan oleh beberapa alasan salah satunya adalah karena ibu bekerja. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Posyandu RT bunut Desa Gading pada tanggal 2 November 2021 yang dibantu oleh Bidan Desa setempat melalui wawancara pada 10 ibu menyusui 5 ibu menyusi usia anak saat ini adalah 4 bulan dan 5 diantaranya usia di atas 6 bulan, mengatakan dianatar mereka ada yang sudah di berikan makanan pendamping ASI sejak usia anak 4 bulan dan sebagian menyampaikan diberikan makanan pendamping ASI setelah 6 bulan. Namun dari hasil wawancara keseluruhan ibu mengatakan masih belum paham bagaimana cara membuat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sesuai usia. WHO dan UNICEF telah merekomendasikan empat hal penting yang harus diperhatikan dalam pemenuhan asupan gizi yang tepat untuk bayi dan anak di bawah usia dua tahun (baduta) yaitu memberikan ASI dini pada bayi dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan asupan ASI eksklusif saja pada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai dan cukup pada bayi mulai usia 6 bulan tengga 26 bulan, dan melanjutkan pembenan ASI pada bayi hingga berusia 24 bulan atau letih. Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Memberdayakan adalah upaya untuk membangun daya atau mengembangkan kemandirian yang dilakukan dengan menimbulkan kesadaran, kemampuan, serta mengembangkan iklim yang mendukung kemandirian. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan serta pemahaman tentang mmakanan sehat bergizi untuk anak balita peserta sangat tertarik dan mau belajar lebih lanjut lagi bagaimana pengelolaan makanan yang sehat serta bergizi untuk anak. Maka dari itu diperlukan suatu upaya berkelanjutan untuk membantu masyarakat dalam hal ini mengenai pemenuhan zat gizi tambahan yang tepat sesuai usia balita dengan melibatakan keluarga (nenek) guna menurunkan angka kekurangan gizi

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.