Abstract

Masyarakat Tengger mengenal tiga relasi kosmologi, yaitu prahyangan, pawongan, dan palemahan, yakni tiga sumber kebahagiaan dan keharmonisan dalam hidup, berupa relasi manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan manusia dengan alam. Tamping hadir sebagai manifestasi dari harmonisasi masyarakat Tengger dengan alam. Tamping merupakan sesaji yang digunakan masyarakat Tengger dalam banyak momentum sakral, termasuk dalam tradisi pujan Tengger. Terdiri juadah, bra-kulup, gedhang ayu, pipis-pasung, tetel, nasi, dan lauk pauk yang dibungkus dengan daun pisang, setiap bagian tamping menyiratkan makna dimensi ekologis yang tercermin dalam keyakinan, pemikiran, ucapan, dan perilaku positif masyarakat Tengger terhadap alam. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan perspektif penelitian lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pembuatan Tamping dan komponen-komponennya merupakan simbolisasi keharmonisan masyarakat Tengger dengan alam. Hal ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap ekologi. Dampak ekologis tersebut diwujudkan dalam cara pandang, kepercayaan, dan perilaku positif masyarakat Tengger terhadap ladang, air, tanah, tumbuhan, dan pepohonan.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.