Globalization and the thought of unity in diversity of Badiuzzaman Said Nursi in the light of his magnum opus Risala-i Nur

Abstract

Badiuzzaman Said Nursi had always looked at the world as one component<br />glorifying the one creator and testifying to His greatness. The universality he<br />believed in, came into contradiction with the universality that results from<br />globalization as it is generally understood and illustrated. People of economically<br />less auspicious countries become themselves agents of globalization in<br />their own places. This is why the effects of globalization are more harmful<br />than those of colonialism. Globalization recruits its soldiers from among people<br />it invades and expands to swallow the remnants of their culture and selfesteem<br />by making them follow the model of those who are more powerful<br />and who possess more.<br />Badiuzzaman Said Nursi selalu memandang dunia sebagai salah satu komponen<br />untuk memuliakan Sang Pencipta dan menyaksikan kebesaran-Nya. Universalitas<br />yang dipercayainya, berlawanan dengan universalitas yang dihasilkan dari<br />globalisasi seperti yang umum dipahami dan digambarkan. Masyarakat dari<br />Negara-negara yang secara ekonomis kurang beruntung menjadikan diri mereka sendiri sebagai agen globalisasi di negara mereka sendiri. Inilah sebabnya<br />mengapa efek globalisasi lebih berbahaya daripada kolonialisme. Globalisasi<br />merekrut tentaranya dari kalangan orang-orang yang menjadi sasaran serangnya<br />dan menelan sisa-sisa kebudayaan mereka serta harga diri dengan membuat<br />mereka mengikuti model mereka yang lebih kuat dan memiliki kelebihan.