Abstract
<p><em>Th</em><em>e fundamentalism movement is getting increase and has considerable influence in the academic circumstance. This research aimed to understand how to reconstruct an ideas about religion and how its implementation in the religious movement on the campus. This qualitative research with in-depth interview techniques, and participant observation was found that the religious movements from KMK community of UGM Post Graduate has strong fundamentalism character and traits with following indicators: more oriented to the increase of exclusively religious spiritual values growth from the growth of academic intellectual values that able to compete in the mid of Science and Technology (IPTEK) development rate. The other things found in this research were not sufficient discourse on the implementation of theological values in the community. The religious teachings internalization process is using an indoctrination approach, so, the hermeneutic principles which the basis of the Bible interpretation process is ignored and finally the interpretation result were literal and fatal. On the other part there is PERKANTAS fundamentalism ideology influence that rooted in understanding the Bible literally affected the discourses in KMK community that eventually the religious understanding and movement has fundamental character.</em></p>
Highlights
The fundamentalism movement is getting increase and has considerable influence in the academic circumstance
This research aimed to understand how to reconstruct an ideas about religion
participant observation was found that the religious movements from Kelompok Mahasiswa Kristen (KMK) community
Summary
Whitehead berpendapat bahwa sebagaimana segala sesuatu yang lain, agama pun adalah etnisitas yang selalu dalam proses, maka agama dan segala ajarannya tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang mapan tanpa kemungkinan berubah sama sekali. Konsekuensinya, setiap orang yang merespons pluralitas agama akan terperangkap dalam subjektifitas kebenaran tentang Tuhan yang sangat terkait dengan pengalaman, pengetahuan, dan keterbatasan sang subjek yang merespons (Hick, 2006: 611). Konsekuensinya adalah manusia tidak mampu memahami realitas Tuhan, walaupun dengan menggunakan segala pengetahuan yang bersumber pada pengalaman budaya, sejarah, dan lain-lain. Kedangkalan hidup orang beragama dalam dunia yang terbatas dapat dijumpai melalui pemahaman eksklusif, tertutup dan menutup diri dari perjumpaan dengan realitas di luar keberagamaan, dan mengklaim kebenaran secara sepihak, sehingga yang lain dianggap salah. Pikiran-pikiran yang disampaikan oleh para ahli baik Hick, Whitehead maupun Russell mengandung makna bahwa agama dan orang yang beragama selalu berada dalam posisi yang rentan, tanpa pengaman dan jaminan yang diharapkan datang dari bukti-bukti rasional. Beriman bukanlah pengakuan terhadap kebenaran ajaran-ajaran tertentu, tetapi beriman atau beragama pada hakikatnya adalah berusaha mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui realitas sosial yang ada di sekitarnya. Beragama yang sejati tidak berarti menghayati hakikat beragama hanya dalam batasan kelompok orang dalam satu keyakinan saja, tetapi harus melampaui batas-batas dogmatis dan subjektifitas kebenaran sepihak sehingga menghargai kebenaran lain yang ada di luar kebenaran subjektif itu sendiri
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.