Abstract

Pemberlakuan pembatasan kegiatan sosial sebagai akibat pandemi Covid-19 mewajibkan peralihan pola belajar-mengajar, dari yang semula tatapmuka luring (offline) menjadi tatapmuka daring (online). Hal tersebut menjadikan aktivitas penggunaan gawai oleh anak, khususnya usia remaja, mengalami lonjakan screen-time signifikan. Dengan alasan keamanan (safety), banyak orangtua menggunakan teknologi aplikasi parental control untuk memonitor penggunaan gawai oleh anak. Sebagai akibatnya muncul dinamika kontras antara kendali penggunaan gawai oleh orangtua dengan otonomi dan privasi anak saat menggunakan gawai. Berdasarkan dinamika kontras tersebut, paper ini mengkaji penggunaan aplikasi parental control yang menerapkan Framework Teen Online Safety Strategies (TOSS) menggunakan tinjauan desain interaksi (IXD) terhadap 2 (dua) aplikasi sebagai studi kasus. Hasil kajian menunjukkan bahwa aplikasi FamiSafe lebih mengedepankan peran orangtua sebagai pengendali (parental control) dibandingkan memberikan keleluasaan peran otonomi pada anak remaja. Disisi lain, aplikasi Boomerang lebih mengedepankan keseimbangan melalui kendali non-intrusif orangtua (via parental control) sekaligus memberikan keleluasaan otonomi pada peran anak melalui self-control. Hasil kajian menjadi masukan terhadap peran sosial desain aplikasi dalam mengarahkan perilaku pengguna. Kata kunci: gawai, remaja, pola-asuh, aplikasi, waktu-tayang

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call