Abstract

Spatial planning is prepared to maintain and support the improvement of environment consider to the limited capacity of the environment and its natural resources. The land use which is uncompatible with the Regional Land Use Plan (RTRW) and tend to support economic growth by relying on its natural resources without putting any efforts to increase their environmental values can cause all living organism in danger. One of the environmental issue is spatial problem at District of Kotabaru. This study aimed to evaluate Kotabaru’s spatial plans (RTRW) based on suitability of forest functions, land capability, and landcover. The method used in this study is Geographic Information System (GIS) based for spatial analysis: suitability of forest functions, land capability and identification of land cover. The result showed that there are some inconsistencies against the RTRW of Kotabaru, such as 1). The suitability of forest functions is about 188073,11 Ha (27,66% area of study). The region inconsistency happened mostly in karst area toward annual plantation area; 2) Land capability is about 62967,02 Ha (9,28% area of study). This region inconsistency are happened in some land capability classes such as class II, III, IV and VI; and 3). Landcover is about 61779,31 Ha (9.05 % area of study). Keywords: evaluation, land capability, land cover, land suitability, regional land use plan

Highlights

  • Konsep pembangunan berkelanjutan diawali karena adanya peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya aktivitas dan intensitas eksploitasi sumber daya alam serta jumlah limbah yang mengganggu keseimbangan ekosistem sehingga menimbulkan kecemasan terhadap penurunan daya dukung alam sebagai sistem penyangga kehidupa

  • This study aimed to evaluate Kotabaru’s spatial plans (RTRW) based on suitability of forest functions, land capability, and landcover

  • Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Produksi Nomor 683/Kpt/UM/08/1981

Read more

Summary

Pendahuluan

Konsep pembangunan berkelanjutan diawali karena adanya peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya aktivitas dan intensitas eksploitasi sumber daya alam serta jumlah limbah yang mengganggu keseimbangan ekosistem sehingga menimbulkan kecemasan terhadap penurunan daya dukung alam sebagai sistem penyangga kehidupa. Pemanfaatan ruang yang tidak diatur dengan baik dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam lingkungan hidup seperti yang terjadi di Kabupaten Kotabaru. Hal ini dikarenakan apabila suatu lahan tidak sesuai dengan peruntukkan dan kemampuannya dapat mengakitbakan kondisi kritis dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu evaluasi lahan yakni proses memprediksi kinerja tanah dari waktu ke waktu sesuai dengan jenis yang spesifik penggunaan (Sonneveld et al 2010). Penilaian kesesuaian lahan sebagai proses untuk mengevaluasi kinerja tanah pada saat digunakan untuk jenis pertanian (Prakash 2003). Sedangkan menurut Maryati (2013) penilaian kemampuan lahan adalah proses untuk mengevaluasi potensi lahan sesuai dengan kemampuan untuk penggunaan lahan yang berkelanjutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kebijakan pola ruang daerah (RTRWK) Kotabaru berdasarakan kesesuaian fungsi hutan dan kemampuan lahan serta penutupan lahan (landcover)

Alat dan Bahan
Identifikasi Kesesuaian Lahan Fungsi Hutan
Peruntukan Lahan Menurut RTRW Kabupaten Kotabaru Tahun 2012-2032
Klasifikasi Kesesuaian Kawasan Fungsi Hutan
Klasifikasi Kelas Satuan Kemampuan Lahan di Kabupaten Kotabaru
Findings
Kesimpulan
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call