Abstract

Studi ini mencoba melihat epistemologi pemikiran Reynolds yang menggagas konsep homili untuk membaca (memahami) Al-Qur’an. Reynolds melakukan formulasi baru dalam melihat pola keterhubungan antar teks dan mencoba mematahkan argumentasi yang menganggap Al-Qur’an sebagai teks imitasi dari tradisi Yahudi dan Kristen. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan konsep homili yang digagas Reynolds, kemudian meninjau epistemologi pemikirannya dan menjelaskan implikasi konsep tersebut. Penelitian ini merupakan studi kualitatif berupa studi kepustakaan (library research) dengan menggunakan buku the Qur’an and its Biblical Subtext sebagai sumber data primer dan menggunakan pendekatan hermeneutika teoritis sebagai pisau analisis dalam mengkaji buku tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an dengan teks-teks pra-Quranic memiliki genre sastra yang berbeda, di sisi lain Al-Qur’an memiliki sifat homili dalam mengembangkan nilai-nilai religiusnya. Konsep homili ini membawa konsekuensi metodologis untuk membaca atau menafsirkan Al-Qur’an dengan teks-teks sebelumnya yiatu Alkitab apokrifa dan karya eksegesis Yahudi dan Kristen. Secara metodologis, Reynolds menggunakan teori aludding dan menggunakan pendekatan sastra. Konsep homili berimplikasi pada penilaian terhadap Alkitab agar mencurigainya secara buta dan penggunaan Alkitab sebagai sumber atau rujukan dapat menjadi alternatif dalam memahami Al-Qur’an.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call