Abstract

Adagium perbedaan domisili, generasi dan latarbelakang keilmuan akan berpengaruh dalam penafsiran yang dilakukan. Demikian juga Al-Singkili dan Said b. Umar adalah dua mufasir berbeda dari segi domisili dan generasi. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji bagaimana penafsiran keduanya terhadap QS. Al-Fa>tih}ah. Penelitian ini adalah jenis kepustakaan dengan fokus studi mengungkap kecenderungan penafsiran dan epistemologi tafsir atas QS. Al-Fa>tih}ah. Kesimpulan artikel ini adalah: Pertama, kecenderungan Penafsiran Al-Singkili cenderung menafasirkan secara literal-tekstual dan bertendensi pada qiraat. Sedangkan Said b. Umar cenderung literal-semi kontekstual dan bertendensi pada tasawuf. Kedua, Epsitemologi Tafsir, Al-Singkili menggunakan sumber Qiraat dan menggunakan metode tafsir tekstual, sedangkan Said b. Umar mengguanakan ra’yi, dengan model tafsir tekstual. Kemudian aspek validitas tafsir, tafsir Tarjuma>n Al-Mustafi>d dan Nu>r al-Ih}sa>n cukup berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan Islam di ruang kesultanan Aceh dan Kedah.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call