Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai ekstraksi daun cocor bebek dengan menggunakan pelarut organik dengan berbagai tingkat kepolaran pelarut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh pelarut mana yang mempunyai aktivitas inhibitor korosi pada lingkungan asam klorida, dimana diperoleh lima fraksi yaitu fraksi n-heksana, etil asetat, aseton, asam asetat, dan metanol. Berdasarkan analisis kuantitatif ekstrak daun cocor bebek dalam variasi sifat kepolaran pelarut menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 511nm. Kandungan flavanoid dalam ekstrak daun cocor bebek dihasilkan menggunakan pelarut aseton menunjukkan hasil paling tinggi. Laju korosi baja karbon dalam larutan HCl 0,1M; 0,05M; 0,01M dengan penambahan ekstrak daun cocor bebek mengalami penurunan seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak dan mencapai penurunan terendah pada penambahan ekstrak dalam pelarut aseton sekitar 200 ppm dengan laju korosi 42,18 mpy dalam larutan HCl 0,1M dan pada peningkatan konsentrasi ekstrak terdapat penurunan laju tidak menunjukkan penurunan laju korosi yang signifikan. Untuk larutan HCl 0,05M dan 0,01m konsentrasi menunjukkan penurunan laju korosi sampai pada penambahan ekstrak 1500 ppm. Hasil ekstrak menggunakan pelarut aseton menunjukkan laju korosi baja karbon dalam larutan HCl 0,1M; 0,05M; dan 0,01M lebih rendah dibandingkan hasil ekstrak dengan pelarut lain (etil asetat, metanol, dan asam asetat 5%).

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call