Abstract

ABSTRACT Dysmenorrhea, a painful condition experienced by women during menstruation, affects the majority of women worldwide, causing challenges to daily life and quality of life. Despite its high prevalence, effective management strategies are limited. A study investigated the potential therapeutic benefits of green coconut water, which is rich in magnesium and known for its prostaglandin inhibitory properties, in reducing primary dysmenorrhea. However, few studies have compared the levels of coconut water to determine the exact dosages.The study involved a randomized controlled trial with 30 participants, comparing the efficacy of two different volumes of green coconut water 200 ml and 330 ml in reducing pain intensity. Pain levels were assessed before and after treatment. The results of the study showed that the intervention using 200 ml green coconut water showed better efficacy in reducing pain intensity compared to the 330 ml intervention and the control group.These findings suggest that green coconut water could be a promising non-pharmacological approach to treating primary dysmenorrhea. Health professionals may consider recommending the use of 200 ml of green coconut water to improve treatment results for women experiencing dysmenorrhea. Further research is needed to elucidate the underlying mechanisms and optimize the clinical application of this natural medicine. Keywords: Dysmenorrhea, Non-Pharmacological Treatment, Green Coconut Water, Pain Relief ABSTRAK Dismenore, kondisi nyeri yang dialami oleh wanita saat menstruasi, memengaruhi sebagian besar wanita di seluruh dunia, menyebabkan tantangan dalam kehidupan sehari-hari dan kualitas hidup. Meskipun prevalensinya tinggi, strategi pengelolaan yang efektif masih terbatas. Sebuah penelitian menyelidiki potensi manfaat terapi air kelapa hijau, yang kaya akan magnesium dan dikenal karena sifat penghambatan prostaglandinnya, dalam mengurangi dismenore primer. Namun, sedikit penelitian yang membandingkan kadar air kelapa untuk menentukan dosis yang tepat. Penelitian ini melibatkan uji coba terkontrol secara acak dengan 30 peserta, membandingkan efektivitas dua volume air kelapa hijau yang berbeda 200 ml dan 330 ml dalam mengurangi intensitas nyeri. Tingkat nyeri dinilai sebelum dan setelah pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi menggunakan air kelapa hijau 200 ml menunjukkan efikasi yang lebih baik dalam mengurangi intensitas nyeri dibandingkan dengan intervensi 330 ml dan kelompok kontrol. Temuan ini menyarankan bahwa air kelapa hijau dapat menjadi pendekatan non-farmakologis yang menjanjikan untuk mengobati dismenore primer. Profesional kesehatan dapat mempertimbangkan untuk merekomendasikan penggunaan air kelapa hijau 200 ml untuk meningkatkan hasil pengobatan bagi wanita yang mengalami dismenore. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap mekanisme yang mendasarinya dan mengoptimalkan aplikasi klinis dari obat alami ini. Kata Kunci: Dismenore, Pengobatan Non Farmakologi, Air Kelapa Hijau, Pereda Nyeri

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call