Abstract

Infeksi virus hepatitis C kronis (HCV) adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas terkait hati di seluruh dunia dan merupakan predisposisi fibrosis hati dan komplikasi hati stadium akhir. Tidak berbeda dengan hepatitis C, PGK juga masih menjadi masalah kesehatan dan beban ekonomi yang tinggi di dunia. Pada tahun 2017 prevalensi hepatitis C pada pasien hemodialisis di 3 unit HD rumah sakit di Jakarta sebesar 38%. Pasien PGK yang terinfeksi VHC memiliki risiko penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat dibandingkan yang tidak terinfeksi VHC. Ditemukan juga adanya peningkatan mortalitas pasien PGK yang terinfeksi hepatitis C. RSUDZA merupakan salah satu dari Rumah Sakit pemerintah yang dilibatkan dalam program pengobatan infeksi hepatitis C pada pasien PGK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana insidensi pasien PGK yang terinfeksi hepatitis C yang menjalani hemodalisa dan mengetahui bagaimana identifikasi data demografi pasien dan nilai laboratorium terhadap keberhasilan pengobatan sesuai dengan prosedur tetap pada pasien infeksi hepatitis C. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional. Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dengan hasil anti HCV positif dilakukan pendataan umur, jenis kelamin, lamanya HD, riwayat transfusi, riwayat keluarga dan ada tidaknya penyakit komorbid seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Lalu dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa AST, Platelet, Ureum, Kreatinin, Anti HCV dan HCV RNA. Pasien juga dilakukan penilaian terhadap derajat fibrosis yaitu penilaian skor APRI. Pasien diberikan terapi dengan menggunakan Grazoprevir/elbasvir selama 12 minggu, lalu dinilai ulang keberhasilan terapi dengan terdeteksi atau tidak terdeteksinya Anti HCV dan HCV RNA. Pasien dilakukan evaluasi laboratorium pada minggu ke 4, ke-8 dan ke -12. Didapatkan 15 dari 294 pasien PGK yang menjalani hemodialisis (5,11 %) menunjukkan hasil anti HCV positif dengan usia penderita terbanyak diatas 45 tahun (39.47%) serta didominasi jenis kelamin perempuan (60%). Dari 38 pasien anti HCV positif didapatkan 12 pasien (80 %) dengan HCV RNA terdeteksi. Kelompok yang diterapi terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang tuntas menjalani pengobatan selama 12 minggu sebanyak 4 pasien (33,33%). Pasien tuntas menjalani pengobatan selama 3 bulan pengobatan dengan keseluruhan hasil HCV RNA tidak terdeteksi lagi, terdapat perbaikan nilai SGOT dan penurunan skor APRI yang menunjukkan perbaikan fibrosis hati. Pasien hepatitis C yang patuh menjalani pengobatan dan tatalaksana hepatitis C mendapatkan hasil yang baik dan terjadi perbaikan terhadap fibrosis hati serta parameter laboratorium. Kepatuhan terhadap pengobatan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari pasien sendiri dan keluarga, ketersediaan obat, akses ke pusat layanan kesehatan dan edukasi yang optimal.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.