Abstract

Bangka Belitung salah satu propinsi penghasil buah nanas terbesar disumatera, tetapi daun nanas tersebut belum diolah dan masih diangap sampah. Saat ini pemanfaatan pohon nanas hanya pada buahnya saja. Padahal daun nanas ini memiliki serat yang sangat kuat dan bisa dijadikan komposit serat alam. Komposit berpenguat serat alam memiliki sifat ketahanan korosi yang sangat baik, serta biaya produksi yang lebih murah dan dinilai lebih ramah lingkungan. Tujuan penelitian untuk mendapatan nilai pengujian tarik dan pengujian impak tertinggi pada fraksi volume 15%, 20%, 25%, 30% dan 35% dengan perlakuan alkali NaOH 5% selama 2 jam. Pembuatan sampel menggunakkan metode hand-lay-up. Analisis dilakukan mengunakan metode desain eksperimen langsung, dimana akan dilihat pengaruh perbandingan fraksi volume serat setelah dilakukan perendaman dengan NaOH 5% selama 2 jam terhadap kekuatan tarik dan kekuatan impak. Hasilnya kekuatan tarik tertinggi sebesar 52,6 Mpa pada fraksi Volume serat 25% dan terjadi penurunan kekuatan tarik pada fraksi volume 30% dan 35%. Kekuatan tarik terendah pada fraksi Volume 35% dengan nilai kekuatan uji tarik 24,7 Mpa, sedangkan hasil pengujian impak tertinggi sebesar 26,5 kj/m² pada fraksi volume 30%, sedangkan kekuatan impak terendah sebesar 11 kj/m². Hal ini disebabkan karena semakin banyak penyebaran serat pada resin disetiap komposit akan memperkuat ikatan antara matrik dan serat yang menyebabkan komposit akan bersifat kokoh dan tidak getas, tetapi jika serat diatas 30% akan mengakibatkan kekuatan semakin menurun karena ikaran resin dan serat tidak sempurna. Begitu juga sebaliknya serat yang sedikit akan membuat ikatan penguat tidak seimbang dan cendrung kekuatannya menurun. Untuk hasil pengujian serat diatas 20% sudah bisa dijadikan bahan komposit baru untuk pembuatan helm sesuai standar SNI.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call