Abstract

Stunting merupakan indikasi buruknya status gizi dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Penentuan balita stunting umumnya diawali dengan melakukan pengukuran antropometri berupa tinggi badan balita dan dilakukan oleh petugas Kesehatan atau kader di Posyandu. Sebenarnya peran orang tua sangat penting bahkan sebagai garda terdepan dalam pemantauan pertumbuhan anak. Masalahnya masyarakat merasa hanya menjadi obyek atau sasaran program yang terus menerus diberikan edukasi tanpa diberikan kesempatan menjadi subyek, misalnya dengan diberikan keterampilan. Tujuan dilaksanakan pengabmas adalah untuk meningkatkan keterampilan ibu balita dalam mengukur tinggi badan balita, meningkatkan keterampilan ibu balita dalam memantau status gizi balita secara mandiri serta meningkatkan pengetahuan ibu balita terkait stunting dan perilaku makan yang tepat untuk balita yang menunjang pertumbuhan balita. Metode kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan berupa memberikan pelatihan pengukuran antropometri tinggi badan balita, pemantauan status gizi balita secara mandiri dan edukasi dengan pendekatan FGD kepada ibu balita. Hasil pada pengabmas ini menunjukkan bahwa responden lebih banyak melakukan pengukuran sesuai urutan dan responden lebih banyak melakukan pengukuran sesuai prosedur pengisian KMS. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita setelah diberikan edukasi sebanyak 20 poin. Selain itu berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi (p=0,00). Perlu dilakukannya monitoring dan evaluasi kepada ibu balita yang dilakukan oleh kader posyandu dalam hal pengukuran dan pemantauan pertumbuhan balitanya. Bila perlu dapat melibatkan dosen gizi sebagai pendamping setiap 3 bulan sekali terutama dalam hal pengukuran tinggi badan balita.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call