Abstract
Pemanasan global terjadi akibat komposisi gas rumah kaca diatmosfer berubah dimana komposisi terbesar didominasi oleh gas karbon dioksida antropogenik. Keadaaan tersebut menimbulkan perubahan iklim di bumi. Oleh karena itu diperlukan serapan gas karbon dioksida yang ada di atmosfer salah satunya melalui lautan yang disebut blue carbon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi serapan blue carbon (Fluks CO2) di perairan Karimunjawa. Penelitian ini dilakukan di perairan sekeliling Pulau Karimunjawa pada bulan Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Sampel diambil di 15 stasiun pengamatan perairan Pulau Karimunjawa menggunakan metode purposive sampling method. Variabel yang digunakan yaitu sistem karbonat terdiri dari alkalinitas total, pH, DIC (Dissolved Inorganic Carbon), tekanan parsial CO2 serta kualitas perairan terdiri dari salinitas dan suhu perairan. Analisis data sistem karbonat dengan metode titrimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan Karimunjawa sebagian besar (13 stasiun) berfungsi sebagai pelepas CO2 dengan kisaran nilai fluks CO2 antara 1,79 sampai 21,64 mmolCO2/m2/hari dimana aliran CO2 bergerak dari lautan ke atmosfer. Sedangkan 2 stasiun lainnya berfungsi sebagai penyerap CO2 dimana aliran CO2 bergerak dari atmosfer ke lautan dengan kisaran nilai fluks CO2 -3,69 sampai -4,41 mmolCO2/m2/hari. Pola fluks CO2 mengikuti pola perubahan ∆pCO2, DIC, total alkalinitas, salinitas dan pH. Secara umum distribusi spasial potensi serapan blue carbon (fluks CO2) di perairan Karimunajwa sebagai pelepas CO2 dari lautan ke atmosfer dengan nilai fluks CO2 positif.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.