Abstract

Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi kacang tanah di Indonesia. Data infeksi virus pada kacang tanah, prevalensi dan penyebarannya di Sulawesi Selatan masih terbatas. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi jenis virus, prevalensi dan sebarannya pada kacang tanah di Sulawesi Selatan. Sebanyak 747 sampel bergejala terinfeksi virus diambil dari delapan kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Frekuensi virus ditentukan secara serologi dengan metode Dot Blot Immunobinding Assay (DIBA) menggunakan enam antisera spesifik dan dikonfirmasi dengan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Gejala infeksi virus yang ditemukan bervariasi seperti gejala mosaik, belang (mottle dan stripe), pemucatan tulang daun, klorosis interveinal, serta klorosis dengan penebalan tulang daun disertai malformasi daun. Berdasarkan hasil DIBA menunjukkan bahwa Bean common mosaic virus (BCMV) dan Cucumber mosaic virus (CMV) merupakan virus dengan prevalensi tersebar di semua lokasi dengan frekuensi virus berturut-turut dari Kabupaten Bantaeng, Barru, Bone, Gowa, Maros, Sinjai, Soppeng dan Wajo berkisar 35–100% dan 30-100%. RT-PCR dengan primer spesifik mengonfirmasi keberadaan BCMV dan CMV, serta Polerovirus dari tanaman bergejala klorosis interveinal, dan klorosis dengan penebalan tulang daun disertai malformasi daun. Bean yellow mosaic virus (BYMV), Peanut mottle virus (PeMoV), Peanut stunt virus (PSV) dan Soybean mosaic virus (SMV) terdeteksi positif secara serologi, namun terdeteksi negatif dengan RT-PCR. Terdeteksinya ketiga virus yang menginfeksi tanaman kacang tanah secara alami menjadi temuan baru di Sulawesi Selatan <br /><br />

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call