Abstract

Di Indonesia terdapat berbagai perkampungan. Beberapa perkampungan didirikan diatas lahan rawan gusur, yaitu lahan milik suatu perusahaan. Tak sedikit perkampungan di Indonesia yang didirikan di daerah rawan gusur. Salah satunya adalah Kampoeng Dolanan di Surabaya yang berdiri diatas lahan milik PT. Kereta Api Indonesia. Walau berdiri diatas lahan rawan gusur, warga tetap beraktivitas sama seperti warga perkampungan pada umumnya. Warga yang tinggal di daerah perkampungan identik dengan kerukunan dan solidaritas yang tinggi. Warga di Kampoeng Dolanan juga melakukan aktivitas yang sama seperti warga perkampungan pada umumnya. Namun ada sedikit yang berbeda, karena memiliki komunitas yang mengadakan beragam kegiatan di Kampoeng Dolanan, salah satunya adalah Semesta Belajar yang merupakan kegiatan yang diisi oleh kakak dari Komunitas Dolanan, dengan tujuan mengadakan sekolah kecil-kecilan bagi anak-anak di Kampoeng Dolanan. Semesta Belajar diadakan di area terbuka yang hanya beralaskan terpal saja. Hal ini menyebabkan ketika hujan, tidak ada yang melindungi mereka, sehingga ketika hujan turun, kegiatan Semesta Belajar di tiadakan atau dipindah tempatnya. Oleh karena itu, penulis menggunakan studi kasus diatas sebagai obyek untuk merancang tenda sehingga dapat menunjang kegiatan berkumpul warga perkampungan rawan gusur, yang salah satunya contohnya adalah Semesta Belajar, agar dapat berjalan dengan optimal dalam berbagai keadaan cuaca.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call