Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati kualitas spermatozoa epididimis kambing kacang yang di preservasi pada suhu 5°C. Spermatozoa dikumpulkan dari bagian cauda epididimis dengan kombinasi metode slicing dan penekanan. Parameter yang diamati adalah persentase motilitas progresif sperma hidup dan abnormalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase motilitas progresif semen cauda epididimis setelah preservasi 0, 1, 2 dan 3 jam adalah tidak pengaruh nyata (P>0,05). Selanjutnya persentase hidup berpengaruh sangat nyata (P<0,01) dengan nilai rataan perlakkuan tertinggi didapat pada lama simpan ke 0 jam yaitu 66,875±19,49%. Untuk persentase abnormalitas tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05). Dapat disimpulkan, bahwa pengaruh lama preservasi semen cauda epididimis yang berbeda pada suhu 5˚C tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase motilitas dan persentase abnormalitas, dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase hidup.
Highlights
Pemanfaatan spermatozoa epididimis ternak dari hasil pemotongan di Rumah Potong Hewan (RPH) belum banyak dilakukan untuk pembuatan spermatozoa beku sebagai pilihan lain untuk menyediakan semen beku untuk aplikasi teknologi reproduksi pada ternak
The results showed that the percentage of progressive motility of epididymal spermatozoa after preservation of 0, 1, 2 and 3 hours was not significant (P>0.05)
Proceedings 14th International Congress on Animal Reproduction
Summary
Epididimis beserta testes kambing Kacang sebanyak 10 pasang diperoleh dari hasil pemotongan di Kota Payakumbuh Sumetera Barat. Bagian cauda epididimis yang diambil harus dipisahkan dari testis dan dicuci dengan media NaCl 0,9%. Spermatozoa yang telah tersedia dimasukkan pada tabung reaksi sebanyak empat (4) buah dengan jumlah volume 0,5 ml pada masing-masing tabung sebagai perlakuan dan dilakukan pengulangan pengambilan sampel pada hari yang berbeda sebagai kelompok dalam penelitian. Maka spermatozoa yang ada dalam masingmasing tabung reaksi dimasukkan dalam refrigerator dengan suhu 5°C. HARISSATRIA, dkk Jurnal Peternakan selanjutnya spermatozoa yang diencerkan tersebut dievaluasi kualitasnya sebagai parameter dalam penelitian yang meliputi motilitas spermatozoa, viabilitas spermatozoa dan abnormalitas spermatozoa dengan perlakuan yaitu P0 (0 jam pada suhu 5°C), P1 (1 jam pada suhu 5°C), P2 (2 jam pada suhu 5°C) dan P3 (3 jam pada suhu 5°C) dan dilakukan pengulangan dihari yang berbeda sebagai kelompok. Beda hasil perlakuan diuji dengan beda nyata terkecil (Steel dan Torrie, 1991)
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have