Abstract


 The availability of information related to the pattern of connectivity between coral reef is one of the key in coral reef conservation management. The identification of pattern of connectivity in the form of dispersion dynamics of coral larvae is very important as the development of coral reef itself is highly depended upon the external input, which this input must be accordingly managed in order to support the continuity of coral larvae supply. This research’s objectives are including to create the coral larvae dispersal model of Marine Protected Area (MPA) of Kapoposang. For instance, the modelling of coral larvae dispersal had been conducted using the biophysics modelling which combined the biological and physics factor in order to obtain the recruitment scenario and the traces of larvae dispersal. This simulation used coral larvae object with the Pelagic Larval Duration (PLD) for 30 days, the larvae release was conducted during the full moon and during the west and east monsoon. The result of the larvae dispersion model has indicated that the coral larvae dispersion process was influenced by the currents and variation of monsoons. Based coral connectivity pattern on Kapoposang found site Gondongbali, Kapoposang2, Suranti and Pamanggangang as a source. Then other location as sink by received larvae from other site are Gondongbali, Kapoposang, Pamanggangang, Taka Karangkarangang, Taka Pallawangang and Taka Palekko.
 
 
 Keywords
 connectivity, coral reef, larva dispersal, marine protected area, twp kapoposang

Highlights

  • Salah satu kunci dalam pengelolaan terumbu karang adalah tersedianya informasi mengenai pola konektivitas antara terumbu, mengidentifikasi pola konektivitas dalam bentuk dinamika sebaran larva karang sangat penting, karena terumbu karang tergantung dengan input eksternal yang harus dikelola untuk mendukung kesinambungan suplai larva karang

  • The availability of information related to the pattern of connectivity

  • The identification of pattern of connectivity in the form of dispersion dynamics of coral larvae is very important as the development of coral reef

Read more

Summary

PENDAHULUAN

Merupakan kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan (KKP 2014), KKP dapat dijadikan sebagai salah satu alat manajemen dalam pengelolaan sumberdaya pesisir yang efektif dan merupakan salah satu solusi terbaik untuk menekan ancaman terhadap ekosistem pesisir dan melindungi habitat penting (Estradivari et al, 2017). Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian sebaran larva adalah pemodelan biofisik yang memadukan antara faktor biologi dan fisika untuk mendapatkan skenario rekruitmen dan jejak penyebaran larva. Pemodelan ini semakin sering digunakan sebagai alat prediksi penyebaran larva untuk menilai konektivitas antar kawasan konservasi dan untuk evaluasi umum dari berbagai faktor yang berperan dalam transportasi larva (Callwood, 2010). Mengingat masih kurangnya data tentang pola sebaran larva pada KKP di Indonesia, maka kami berinisiatif untuk melakukan penelitian ini, dengan menggunakan metode pemodelan biofisik untuk menilai dan menggambarkan konektivitas pada kawasan konservasi yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam pengelolaan KKP

Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan pada TWP
HASIL DAN DISKUSI
Implikasi untuk Pengelolaan Kawasan Konservasi TWP Kapoposang
KESIMPULAN

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.