Abstract

Dewasa ini teknologi Augmented Reality (AR) berkembang pesat. AR mulai digunakan dalam berbagai kehidupan, seperti industri, kesehatan, transportasi dan militer. AR tidak hanya masuk ke dalam kehidupan, melainkan membawa manusia ke kemajuan teknologi. Di sisi lain, AR bisa menjebak manusia hidup dilema realitas. Jean Baudrillard berpandangan bahwa manusia modern hidup dalam simulasi. Bahkan manusia berupaya untuk hidup dalam hipereality yang membuat manusia hidup dalam dunia sesuai dengan imajinasinya. Maka dari itu muncul pertanyaan apakah AR membuat manusia hidup dalam sebuah simulasi atau sudah menjadi hiperrealitas? Bagaimana AR mempengaruhi budaya manusia kontemporer? Untuk menjawab ini, digunakanlah metode studi pustaka. Singkatnya ditemukanlah ada sebuah dilema antara yang riil dan yang maya. Dilema ini membuat hidup manusia menjadi mengambang. Di satu sisi, manusia kurang menerima realitas. Di sisi lain, hidup dalam maya tidak membuat diri menjadi otentik 100%. Yang riil dan maya memiliki kelebihannya masing-masing. Dengan memanfaatkan keduanya secara maksimal, hidup manusia menjadi lebih mudah dan segala permasalahan hidup dapat diselesaikan dengan lebih mudah. Kata kunci: Augmented Reality; Jean Baudrillard; Simulasi; Realitas

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.