Abstract
Pada tahap interpretasi seismik refleksi, pengikatan data sumur dengan data seismik (well seismic tie) merupakan tahapan krusial untuk memastikan lokasi target eksplorasi sudah tepat. Secara konvensional, proses ini melibatkan parameter-parameter fisis seperti densitas, kecepatan gelombang -P, impedansi akustik atau Acoustic Impedance (AI), dan koefisien refleksi. Hasil dari konvolusi koefisien refleksi dengan suatu wavelet, menghasilkan seismogram sintetik yang digunakan untuk mengikat data seismik. Pada penelitian ini, kami menerapkan teknologi baru dalam tahapan interpretasi seismic refleksi yang disebut Poro-Acoustic Impedance (PAI). Metode PAI menggunakan konsep porositas yang seharusnya terlibat dalam perumusan nilai Acoustic Impedance sehingga dapat merepresentasikan kondisi batuan secara aktual. Pada penelitian ini, kami menggunakan data seismik 2D dari lapangan migas di Laut Utara disertai dengan satu data sumur (well) yang digunakan sebagai marker dan analisis PAI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan korelasi pengikatan data sumur dengan data seismik dari 0.789 ketika menggunakan metode AI menjadi 0.834 ketika menggunakan metode PAI. Peningkatan ini berimplikasi pada proses picking yang lebih efektif dan akurat. Dengan demikian, metode PAI dapat menjadi metode baru yang simpel dan efektif untuk mengurangi ketidakppastian pada proses pengikatan data sumur dengan data seismik, sehingga batas-batas formasi batuan dapat tercitrakan dengan lebih baik.
Published Version
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have