Abstract

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti untuk mengetahui apa sebenarnya makna dibalik pernyataan Edy ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan analisis wacana kritis model tiga dimensi Norman Fairclough. Fairclough memusatkan perhatian wacana pada bahasa. Fairclough menggunakan wacana menunjuk pada pemakaian bahasa sebagai praktek sosial, lebih daripada aktivitas individu atau untuk merefleksikan sesuatu. Analisis Norman Fairclough didasarkan pertanyaan besar, bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Fairclough berusaha membangun suatu model analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya, sehingga ia mengkombinasikan tradisi analisis tekstual dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Titik perhatian besar dari Fairclough adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Tujuan dari penelitian ini adalah, (1) Mendeskripsikan analisis dimensi teks dari wacana pernyataan Edy Rahmayadi, (2) Mendeksripsikan analisis dimensi kewacanaan yang tersebar dan dikonsumsi serta (3) Mendeksripsikan situasi, insitusional, dan sosial yang melatarbelakangi aspek kewacanaan yang terujar. Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari literatur, buku-buku serta sumber yang relevan dan mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam dimensi teks berupa diksi, tema, serta modalitas yang telah dinarasikan. Praktik kewacanaan muncul atas sebab akibat Edy mengujarkan pernyataan ini serta praktik sosial budaya menunjukkan bahwa Edy Rahmayadi yang mempunyai jabatan ganda meskipun tidak melanggar aturan dalam undang-undang dan partai politik usungan beliau yang tidak mempunyai kepentingan insitusional dalam media Kompas TV.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call