Abstract

Pemilihan Presiden Indonesia 2019 ramai diperbincangkan di dunia nyata maupun dunia maya, khususnya di media sosial Twitter. Semua orang bebas berpendapat tentang pasangan calon Presiden Indonesia 2019 tersebut. Sehingga memunculkan banyak opini, tidak hanya opini yang positif atau netral, ada pula opini negatif. Media sosial khususnya Twitter sekarang ini menjadi salah satu tempat promosi atau kampanye yang efektif dan efisien untuk menggait para pendukung. Dalam hal ini peneliti akan melakukan riset terhadap tokoh publik yang mencalonkan diri menjadi Presiden Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam riset kali ini adalah algoritma klasifikasi Naïve Bayesian Classifer. Data yang digunakan adalah tweet berbahasa Indonesia dengan kata kunci Jokowi (#Jokowi2Periode) dan Prabowo (#PrabowoSandi) sebanyak 1009 data tweet selama 5 bulan dimulai dari 1 September 2019 sampai 31 Januar1 2019. Yang di mana data tweet tersebut diambil dari empat daerah terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya. Setiap data akan diambil secara manual menggunakan Geolocation API yang telah di sediakan oleh Twitter melalui Twitter search. Hasil dari klasifikasi menggunakan algoritma Naïve Bayesian Classifier didapat 839 tweet positif, 32 tweet negatif, dan 67 tweet netral dari 938 tweet keseluruhan, atau dalam bentuk persentase ada 90% merupakan sentimen positif, 3% sentimen negatif, dan 7% sentimen netral terhadap bapak Joko Widodo. Dan 56 tweet positif, 6 tweet negatif, dan 8 tweet netral dari 70 tweet keseluruhan, atau dalam bentuk persentase ada 80% merupakan sentimen positif, 9% sentimen negatif, dan 11% sentimen netral terhadap bapak Prabowo. Tingkat akurasi yang dihasilkan dari algoritma Naïve Bayesian Classifier sendiri terhadap penelitian ini sebesar 77,62%.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call