Analisis Risiko Karies Gigi Pada Murid Kelas Ii Sd Negeri 141 Kota Palembang

Abstract

Prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah di Sumatera Selatan belum diketahui, demikian pula di Kota Palembang. Karies gigi yang tidak atasi bisa berdampak buruk terhadap kesehatan murid. Penelitian kuantitatif dengan metode survei analitik melalui pendekatan cross sectional dan melibatkan sebanyak 90 responden dengan tehnik total sampling yang dilakukan di Kelas II SD Negeri 141Kota Palembang. Analisis menggunakan uji statistik Chi-Square dengan derajat kemaknaan p-value <0,05. Hasil penelitian didapatkan dari 90 responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan 55 (61,1%), status orang tua bekerja 88 (97,8%), status pendidikan ibu tinggi 72 (80%), pola diet kariogenik baik 70 (77,8%), indeks kebersihan rongga mulut baik 70 (77,8%), kebiasaan sikat gigi baik 63 (70%), indeks plak gigi baik 70 (77,8%), saliva tidak asam 65 (72,2%), pengetahuan 62 (68,9%), pemeriksaan gigi dan mulut rendah dan tinggi sama 45 (50%), pernah mengikuti penyuluhan kesehatan 80 (88,9%), dan 71 (78,9%) tidak mengalami karies gigi. Tidak ada hubungan variabel tidak langsung: Jenis kelamin (0,638), Pekerjaan orang tua (0,380), dan Pendidikan ibu (1,000). Variabel langsung: Ada hubungan Indeks kebersihan mulut (0,000), kebiasaan sikat gigi (0,000), indeks plak gigi (0,000), tingkat keasaman saliva (0,000), pengetahuan (0,045), tidak ada hubungan pola diet kariogenik (1,000). Variabel pelayanan kesehatan: Ada hubungan penyuluhan kesehata gigi dan mulut (0,032), tidak ada hubungan pemeriksaan gigi dan mulut (1,000).Indeks kebersihan mulut adalah variabel yang paling berpengaruh (p-value = 0,000). Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan puskesmas atau institusi kesehatan untuk membuat program periksa gigi berkala dan desiminasi ilmu tentang karies gigi dan melibatkan orang tua. Selain itu siswa dapat diberikan buku-buku menarik, atau poster yang menampilkan tentang karies gigi dan pentingnya menjaga kebersihan rongga mulut.