Abstract

Generasi milenial berusia 25-40 tahun banyak yang belum memiliki hunian pertama. Di Amerika Serikat, hanya sekitar 37% milenial yang memiliki hunian pribadi, meski minat terhadap properti meningkat dengan pencarian online mencapai 26,4% pada tahun 2022. Namun, mereka menghadapi kesulitan finansial akibat harga properti tinggi dan pendapatan yang tidak sebanding. Di Indonesia, bonus demografi 2020-2035 meningkatkan kebutuhan perumahan terjangkau bagi milenial, yang juga menghadapi lingkungan kerja yang kurang nyaman. Kota Yogyakarta, dengan potensi investasi ekonomi di bidang properti, menghadapi tantangan menyediakan perumahan terjangkau karena kenaikan harga properti yang tidak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan. Solusi inovatif dan berkelanjutan diperlukan, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang menekankan kota inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur dan analisis data NVivo, berfokus mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan milenial di Yogyakarta dalam memiliki properti, memahami kebutuhan desain properti yang sesuai dengan pendapatan mereka, dan mencari solusi desain properti terjangkau dan relevan. Faktor utama yang mempengaruhi kesulitan tersebut adalah gaya hidup dan prioritas berbeda, harga properti yang terus meningkat, dan kenaikan biaya hidup. Solusi desain properti yang sesuai dengan keterjangkauan generasi milenial meliputi fleksibilitas ruang, desain rumah lebih privat, ruang terbuka hijau, fokus pada fungsi, dan bangunan dengan beberapa massa.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.