Abstract

AbstrakPerkembangan desa wisata di Indonesia condong kepada peningkatan kuantitas bukan kualitas. Hal tersebut diakibatkan dari kurangnya inovasi dalam pengelolaannya, sehingga banyak desa wisata menjadi stagnan. Dalam praktiknya, pengelolaan atau manajemen desa wisata menjadi faktor kunci dalam pengembangan desa wisata itu sendiri. Namun, pengembangan desa wisata sendiri hanya berdasarkan kebutuhan dan kesadaran masyarakat selaku pengelola, sehingga maju atau tidaknya tergantung dari masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini, keterlibatan berbagai stakeholder dalam sebuah jejaring menjadi hal yang penting. Maka dari itu, analisis network learning menjadi menarik karena network learning mampu menghasilkan pembelajaran (learning) berupa perubahan tata kelola organisasi dalam konteks berjejaring, sehingga pengelolaannya tidak hanya berporos pada satu pihak. Network learning dapat dilihat dari outcome yang dihasilkan seperti perubahan kognitif, sikap, maupun perubahan integratif (Crossan, Lane, White, & Djurfeldt, 1995)dan bisa terjadi di berbagai level (Knight, 2002). Penelitian ini menggunakan studi kualitatif dengan metode wawancara semi-terstruktur serta triangulasi data untuk memvalidasi hasil penelitian. Penelitian ini juga menggunakan data primer dan sekunder serta menggunakan snowball dalam menentukan sample yang diteliti. Penelitian menunjukkan bahwa Desa Wisata Pulesari tidak mengalami network learning, namun terdapat pembelajaran di level organisasi atau organisasi belajar didalam jejaring. Sehingga Desa Wisata Pulesari mengalami pembelajaran tanpa mempengaruhi hubungan dalam berjejaring.AbstractThe development of tourism villages in Indonesia is inclined to increase quantity over quality. This is caused by the lack of innovation in its management, so that many tourist villages become stagnant. In practice, management of tourism villages is a key factor in the development of tourism villages themselves. However, the development of the tourism village itself is only based on the needs and awareness of the community as the manager, so that progress is just depends on the community itself. In this case, the involvement of various stakeholders in a network becomes important. Therefore, network learning analysis becomes interesting because network learning is able to produce learning in the form of changes in organizational governance in the context of networking, so that management is not just handled by the community. Network learning can be seen from the resulting outcomes such as cognitive changes, behaviour, and integrative changes (Crossan et al., 1995) and also can occur at various levels (Knight, 2002). This study uses a qualitative study with a semi-structured interview method and data triangulation to validate the results. This study also uses primary and secondary data and uses snowball to determine the sample under study. Research shows that Pulesari Tourism Village does not experience network learning, but there is learning at the organizational level or organizations learns within a network. So Pulesari Tourism Village experiences learning without affecting relationships in networking.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call