Abstract

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh peran Unit Usaha, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai critical engine, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 60.5% dan tingkat serapan tenaga kerja mencapai 96.9%. Di sisi lain, UMKM belum sepenuhnya memahami proses continuous improvement dengan mengembangkan produk agar lebih berkualitas sesuai dengan apa yang diperlukan oleh konsumen. Terlebih lagi, UMKM di bidang pangan perlu untuk terus melakukan inovasi produk agar proses bisnis meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja produk keripik lele yang diproduksi oleh suatu UMKM berdasarkan tujuh dimensi kualitas, yang menjadi fase awal dalam sebuah proses pengembangan produk. Metode yang diterapkan yaitu menganalisis Gap 5, dengan menghitung selisih antara persepsi yang dirasakan konsumen dengan harapan yang diinginkan konsumen terhadap atribut produk yang menjadi parameter utama pengukuran produk keripik lele. Teknik pengambilan data yaitu dengan kuesioner berskala Likert dengan rentang 1 – 5. Selain itu, uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran dapat dipakai dan konsisten. Sebanyak 17 atribut produk ditentukan yang mencakup enam dimensi kualitas: performance, durability, serviceability, perceived quality, dan conformance. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua atribut yang memiliki nilai Gap paling rendah yaitu pada atribut kemudahan mendapatkan produk (S2) dan kemudahan memperoleh informasi (S3) yang masing-masing bernilai -0.63. Secara keseluruhan nilai Gap 5 menunjukkan -0.30. Rekomendasi dari penelitian ini adalah Perlunya peningkatan kinerja produk dalam aspek perluasan area distribusi produk keripik lele dan dan desain kemasan yang informatif untuk pembeli.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call