Abstract

Gempabumi signifikan yang terjadi di Lombok pada bulan Juli hingga Agustus 2018 dengan magnitudo yang berkisar antara M 5,8 hingga 7,0. Pada periode tersebut terjadi kejadian gempabumi yang terjadi secara berurutan yaitu Mw 6,5 tanggal 28 Juli 2018 (22:47:38 UTC), Mw 6,9 tanggal 5 Agustus 2018 (11:46:38 UTC), Mw 5,9 tanggal 9 Agustus 2018 (05:25:31 UTC), Mw 6,4 tanggal 19 Agustus 2018 (04:10:22 UTC) dan Mw 6,9 tanggal 19 Agustus 2018 (14:56:28 UTC). Fenomena tersebut sangat jarang terjadi karena gempabumi memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengakumulasi energi sebelum dilepaskan. Berdasarkan keunikan tersebut, pemodelan slip di bidang sesar untuk mengetahui sebaran zona akumulasi energi yang direpresentasikan oleh asperity dengan menginversi gelombang body dari stasiun teleseismik pada frekuensi rendah. Hasil pemodelan slip ini dikonfirmasi oleh sebaran perubahan nilai Coulomb stress setelah gempa. Hasilnya menunjukkan bahwa zona asperity gempabumi Lombok berada pada bagian up-dip. Distribusi slip dominan mengarah hampir tegak lurus ke arah utara. Pada gempabumi Mw 6,4 tanggal 19 Agustus 2018, arah vektor slip mengarah ke gempabumi Mw 6,9 tanggal 19 Agustus 2018, hal tersebut mengindikasikan bahwa gempabumi Lombok sebenarnya saling memicu satu dengan lainnya. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempabumi signifikan di Lombok tidak memiliki asperity tunggal, namun terdistribusi pada bidang sesar di dekat permukaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, kami menduga bahwa wilayah utara pulau Lombok mengalami pelemahan batuan karena tidak mampu lagi menahan akumulasi energi sehingga gempabumi Lombok saling memicu. Berdasarkan perubahan nilai Coulomb stress dapat disimpulkan bahwa gempabumi Mw 6,9 tanggal 5 Agustus 2018 berada di zona peningkatan stress dari gempabumi Mw 6,5 tanggal 28 Juli 2018

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call