Alat Monitoring Detak Jantung Untuk Pasien Beresiko Berbasis IoT Memanfaatkan Aplikasi OpenSID berbasis Web

Y Yuhefizar,Ervan Asri,Anggara Nasution,Deni Satria,Roni Putra

doi:10.29207/resti.v3i2.974

Y Yuhefizar, Ervan Asri + Show 3 more

Open Access

https://doi.org/10.29207/resti.v3i2.974

Copy DOI

Abstract

Patients with arrhythmia symptoms must undergo a healthy lifestyle and routinely conduct consultations and heart rate control with the doctor. The most important thing about this is the integrated health monitoring tool. In this study a portable heart rate monitoring tool is proposed for patients at risk of low-cost IoT-based with SMS alert system utilizing the OpenSID database. . Module ESP8266 Wi-Fi is used to communicate the web server gateway and pulse sensor to detect the heart rate which converted to Bit per Minute (BPM). Heart rate data is saved to the database server using TCP IP communications. Patients and doctors can see heart rate information trough the website in real-time. Alert system will send notification information via short message service (SMS ) to doctors, person in charge and family if heart rate below 60 BPM and above 100 BPM. the time needed for sending SMS is about 7 to 8 seconds. Test results show the whole system is running well. This tool is expected can accompany the risk patients do their activities safely and both doctors and families easier to supervise the patients.

Highlights

Patients with arrhythmia symptoms must undergo a healthy lifestyle and routinely conduct consultations and heart rate control with the doctor
In this study a portable heart rate monitoring tool is proposed for patients at risk
pulse sensor to detect the heart rate which converted to Bit per Minute

Summary

Sn Pulse Sensor

SMSAlert bluetooth dengan jarak yang masih terbatas, tidak ada notifikasi seperti panic button, SMS maupun E-mail jika pasien dalam keadaan darurat [13]. Alat ini menggunakan pulse sensor untuk mendeteksi detak jantung pasien. Saat sensor ini diletakkan dipermukaan kulit, sebagian besar cahaya yang diserap atau dipantulkan oleh organ dan jaringan (kulit, tulang, otot, darah), namun beberapa cahaya akan melewati jaringan tubuh jika mereka cukup tipis. Jika jumlah intensitas cahaya yang mengenai pulse sensor tetap makan nilai sinyal akan berada di sekitar 512 (nilai tengah rentang ADC 10 bit). Dengan adanya pull-up resistor, mikrokontroler akan membaca logika „1‟ saat tidak ada penekanan saklar. Tanpa adanya pull-up resistor, pin I/O akan mengambang dan mikrokontroler dapat membacanya sebagai logika „1‟ ataupun „0‟. Pada gambar diatas rangkaian saklar push-button terhubung dengan GPIO14 yang berfungsi sebagai panic button untuk mengaktifkan Buzzer yang terhubung pada pin GPIO12. Dalam perancangan dan pembuatan perangkat lunak (software) pada penelitian ini, komunikasi sensor dengan mikrokontroler dan seluruh proses.

SCL SDA

Wifi On

Oximeter menggunakan Pulse