Bubu fisheries have developed well in all Indonesian waters, especially in coastal areas that have coral reef and seagrass habitats. Generally, the commodities targeted for fishing are types of reef fish and seagrass beds that have a high selling value, such as snapper, grouper, baronang, yellowtail, lobster, octopus, and others. Bubu fishing gear or traps called bebihe local people are one of the fishing gear used to catch demersal fish or reef fish. The success of the bubu fishing operation is greatly influenced by the construction of the bebihe fishing gear itself and the treatment of the bait used. The use of seagrass bait, allegedly can increase the catching ability of the bebihe. However, scientific information on the use of seagrass as a bait for bebihe for fishing is not yet available. Therefore, the purpose of this study is to determine the effectiveness of seagrass baits with the comparison of kitefish in the operation of bebihe; and identify the types of fish caught. This research was carried out in the waters of Beeng Laut island, South Central Tabukan District, Sangihe Islands Regency; is based on experimental methods. Six bebihe units were operated during nine trips to collect data; where three units use seagrass bait of the type Thalassia hemprichii, and the other three units use kite fish bait; and then the catch data is analyzed by a t-test. The catch of bebihe during the study amounted to 363 heads, as many as 345 were caught with seagrass baits, and 18 were caught with kite baits. Analysis of the t-test showed that at t count = 5.480 > t table 0.05;8 = 2.306; where this explains that the use of seagrass bait on bebihe, gives a noticeablely different catch compared to kitefish bait.Keywords: Bebihe, Seagrass, Bait, Seagrass Meadow Fish AbstrakUsaha perikanan bubu telah berkembang dengan baik di seluruh perairan Indonesia, terutama di wilayah pesisir yang memiliki habitat terumbu karang dan padang lamun. Umumnya komoditi yang menjadi target penangkapan adalah jenis ikan karang dan padang lamun yang memiliki nilai jual tinggi, seperti ikan kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, lobster, gurita, dan lain-lain. Alat tangkap bubu atau perangkap yang oleh masyarakat lokal dinamakan bebihe adalah salah satu alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan demersal atau ikan karang. Keberhasilan operasi penangkapan perikanan bebihe sangat dipengaruhi oleh konstruksi alat tangkap bebihe itu sendiri dan perlakuan umpan yang digunakan. Penggunaan umpan lamun, diduga dapat meningkatkan kemampuan tangkap dari bebihe. Namun informasi ilmiah tentang penggunaan lamun sebagai umpan bebihe untuk menangkap ikan belum tersedia. Oleh karena itu, tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas umpan lamun dengan perbandingan ikan layang pada pengoperasian bebihe; dan mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang tertangkap. Penelitian ini dikerjakan di perairan pulau Beeng Laut, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe; didasarkan pada metode eksperimental. Enam unit bebihe dioperasikan selama sembilan trip untuk mengumpulkan data; dimana tiga unit menggunakan umpan lamun jenis Thalassia hemprichii, dan tiga unit bebihe lainnya menggunakan umpan ikan layang; dan kemudian data hasil tangkapan dianalisis dengan uji t. Hasil tangkapan bebihe selama penelitian berjumlah 363 ekor, sebanyak 345 ekor tertangkap dengan umpan lamun, dan 18 ekor tertangkap dengan umpan ikan layang. Analisis uji t menunjukan bahwa pada t hitung = 5,480 > t tabel 0,05;8 = 2,306; dimana hal ini menjelaskan bahwa penggunaan umpan lamun pada bebihe, memberikan hasil tangkapan yang berbeda nyata dibandingkan dengan umpan ikan layang.Kata kunci : Bebihe, Lamun, Umpan, Ikan Padang Lamun
Read full abstract