Penelitian ini mengkaji problematika dakwah di Kota Bukittinggi melalui analisis tiga unsur utama dakwah: Dai, Mad’u, dan Maudhu’. Problematika pada Dai mencakup kurangnya kreativitas dan inovasi dalam metode penyampaian dakwah, serta adanya perbedaan pendapat di antara para Dai yang berpotensi menimbulkan kebingungan di kalangan Mad’u. Selain itu, terdapat penurunan partisipasi Mad’u, khususnya dari kalangan remaja dan bapak-bapak, yang disebabkan oleh kesibukan pekerjaan dan dominasi teknologi modern seperti smartphone. Dalam aspek Maudhu’, meskipun materi dakwah sesuai dengan ajaran Islam, penggunaan bahasa yang kurang tepat dan pengulangan materi oleh berbagai Dai menimbulkan kebosanan dan kesalahpahaman di kalangan Mad’u. Studi ini menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih inovatif dalam metode dakwah, penyampaian materi yang relevan dan menarik, serta upaya lebih besar untuk melibatkan generasi muda dalam kegiatan dakwah. Kesimpulannya, untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif di Kota Bukittinggi, diperlukan solusi kreatif yang menyeluruh yang melibatkan semua unsur dakwah. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas dakwah, termasuk melalui pelatihan Dai, penggunaan teknologi secara bijak, dan penyusunan strategi dakwah yang lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan Mad’u This research examines the problematics of da'wah in Bukittinggi City by analyzing the three main elements of da'wah: Dai, Mad'u, and Maudhu'. Problems in Dai include the need for more creativity and innovation in the method of delivering da'wah and differences of opinion among Dai that can confuse Mad'u. In addition, there has been a decrease in Mad'u participation, especially among teenagers and men, due to busy work and the dominance of modern technology such as smartphones. In the Maudhu aspect, although the da'wah material follows Islamic teachings, inappropriate language and repetition of material by various preachers lead to boredom and misunderstanding among the Mad'u. The study highlights the importance of more innovative approaches in da'wah methods, relevant and interesting material delivery, and greater efforts to involve the younger generation in da'wah activities. In conclusion, to achieve the goal of effective da'wah in Bukittinggi City, a comprehensive creative solution involving all elements of da'wah is required. This research provides recommendations to improve the quality and effectiveness of da'wah, including through Dai training, wise use of technology, and the formulation of da'wah strategies that are more inclusive and adaptive to the needs of the Mad'u.