Sort by
Da’wah approach to the strawberry generation: A study on Yuk Ngaji TV channel

The strawberry generation, Generation Z, has much potential but a fragile mentality like a strawberry, even though Indonesia will get a demographic bonus at a productive age. This is the responsibility of da'wah because it is part of the object of da'wah. YukNgaji TV is a channel that seeks to overcome the problems of millennial teenagers. The research aims to examine the da'wah approach of the YukNgaji TV channel for the strawberry generation using a content analysis approach, where data is collected using documentation and observation techniques. The findings were that the preacher of the channel was chosen from Generation Z (still young), an influencer with advanced knowledge. The da’wah method uses casual sharing discussions, lectures, inspirational stories, and brainstorming. The YouTube media is packaged with live streaming and live events and posting da'wah content, which contains themes of youth, morals, and relationships for the strawberry generation. The effects on the strawberry generation can be cognitive and affective, but further investigation is needed regarding the behavioral effects of the strawberry generation. In this way, the study can contribute to developing preaching approaches that are always required to be dynamic. ***Generasi strawberi merupakan generasi Z yang memiliki banyak potensi, namun memiliki mental rapuh seperti layaknya buah strawberi, padahal Indonesia akan mendapatkan bonus demografi di usia yang produktif. Hal tersebut menjadi tanggungjawab dakwah, karena menjadi bagian dari objek dakwah. YukNgaji TV menjadi channel yang berupaya untuk mengatasi permasalahan remaja milenial ini. Tujuan penelitian untuk mengkaji pendekatan dakwah channel YukNgaji TV bagi generasi strawberi dengan menggunakan pendekatan content analysis, dimana data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan observasi. Temuannya adalah bahwa pada penelitian channel dakwah ini, berbagai pendekatan dakwah digunakan untuk menjawab persoalan dari generasi strawberi. Pendakwah dipilih dari generasi Z (masih muda), seorang influencer yang memiliki keilmuan yang mumpuni. Metode dakwah dilakukan dengan diskusi sharing santai, ceramah, cerita inspiratif dan brainstorming yang jarang dipakai didunia dakwah. Media pengantar pesan dakwah melalui youtube yang dikemas dengan live streaming dan live event serta postingan konten dakwah, yang berisikan tema keremajaan dan akhlak serta pergaulan bagi generasi strawberi. Efek bagi generasi strawberi ini dapat berupa kognitif dan afektif, namun perlu pendalaman terkait efek behavioral bagi generasi strwaberi. Dengan demikian studi dapat berkontribusi bagi pengembangan pendakatan dakwah yang dituntut untuk selalu dinamis.

Open Access
Relevant
TVRI Yogyakarta in the era of disruption: Maintaining the existence of cultural wisdom through the broadcast of "Canthing

The existence of social media, which intensively displays similarities with television shows, has resulted in the decline of the television industry. Thus shifting the tastes of the younger generation by offering modern trends rather than local culture. This also happened on local Republic of Indonesia television, such as TVRI Yogyakarta. This article aims to reveal TVRI Yogyakarta's strategy for maintaining cultural wisdom through the Canthing program amid an era of media disruption. Data was obtained through observation, interviews, and documentation related to research. The results of this research show that TVRI Yogyakarta's strategy in maintaining the existence of the Canthing program is through the use of professional human resources, packaging the program with the main content of Javanese culture, methods of approaching and involving the youth community and socializing the program through advertisements on various TVRI Yogyakarta programs. by using social media as a form of divergence, convergence, and cyclone methods. TVRI Yogyakarta tries to provide innovations in the programs presented according to current developments so that they continue to be in demand by the current generation and beyond. This study contributes to the development of theories and concepts of the function of media as a cultural medium, which is also the orientation of Islamic communication. ***Eksisnya media sosial yang gencar menampilkan kemiripan dengan tayangan televisi mengakibatkan menurunnya industri pertelevisian sehingga menggeser selera generasi muda dengan penawaran trend modern daripada budaya lokalnya. Hal tersebut juga terjadi di televisi lokal Republik Indonesia seperti TVRI Yogyakarta. Tulisan ini bertujuan untuk membongkar bagaimana strategi TVRI Yogyakarta dalam menjaga eksistensi kearifan budaya di tengah era disrupsi media melalui program Canthing. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang terkait dengan penelitian. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa strategi TVRI Yogyakarta dalam mempertahankan eksistensi program Canthing melalui penggunaan sumber daya manusia yang profesional, pengemasan program dengan mengusung konten utama budaya Jawa, metode pendekatan dengan melibatkan komunitas anak muda, dan sosialisasi program melalui iklan pada berbagai program acara TVRI Yogyakarta dengan pemanfaatan media social sebagai bentuk dari metode divergensi, konvergensi, dan siklon. TVRI Yogyakarta berusaha memberikan inovasi baru terhadap program-program yang disajikan sesuai perkembangan zaman sehingga terus diminati oleh generasi masa kini dan seterusnya. Studi ini berkontribusi bagi pengembangan teori dan konsep fungsi media sebagai sarana kebudayaan, yang juga menjadi orientasi dari komunikasi Islam.

Open Access
Relevant
Public opinion analysis on social media about the establishment of Indonesia's New Capital City

One of the policies of President Joko Widodo's administration that is currently receiving various opinions is the issue of moving the Indonesian capital city from DKI Jakarta Province to East Kalimantan Province, to be precise, in Kutai Kartananegara Regency, which uses the name of the new capital city, Ibu Kota Nusantara (IKN). President Joko Widodo officially announced the transfer of the national capital on Monday, August 26, 2019, at the state palace. There were a variety of opinions regarding the capital city relocation policy. This study aims to find out the sentiment of public opinion regarding the move of the Indonesian capital to Kalimantan based on the hashtag #MovingCapitalCity on Twitter social media (now called "X"), as well as to understand the process of forming this public opinion. By using a quantitative approach based on content analysis with thematic analysis units in the form of pro, con, and neutral categorization, this study found that opinions on social media Twitter (now called "X") regarding the hashtag #MovingCapitalCity in the government's policy to move the country's capital tend to be contra or not supportive. Therefore, this study contributes to the power of community-based discourse, which is relevant to the principle of taghyir (change from bottom) in Islamic communication.***Salah satu kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang kini menuai beragam opini adalah isu pemindahan ibu kota negara Indonesia dari Provinsi DKI Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Kutai Kartananegara yang menggunakan nama ibu kota baru, Ibu Kota Nusantara (IKN). Pemindahan ibu kota negara diumumkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Senin, 26 Agustus 2019, di Istana Negara. Ada beragam pendapat mengenai kebijakan pemindahan ibu kota. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui sentimen opini masyarakat mengenai pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan berdasarkan hastag #MovingCapitalCity di media sosial Twitter (kini bernama “X”), serta memahami proses terbentuknya opini publik tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis analisis isi dengan unit analisis tematik berupa kategorisasi pro, kontra, dan netral, studi ini menemukan bahwa opini di media sosial Twitter (kini bernama “X”) mengenai tagar #MovingCapitalCity dalam kebijakan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara cenderung kontra atau tidak mendukung. Karena itu, studi ini berkontribusi bagi kuasa wacana berbasis masyarakat, yang relevan dengan prinsip taghyir (perubahan dari bawah) dalam komunikasi Islam.

Open Access
Relevant
Social semiotics of news reports on the change of the halal logo in detik.com for March 2022

The news reports on the change of the halal logo issued by the Halal Product Assurance Organizing Agency (BPJPH) officially replaced the current halal logo from the Indonesian Ulema Council (MUI), followed by its authority, based on Law Number 33/2014 on Halal Product Assurance. The halal logo is not only an accessory of the label but also the leading indicator to identify and guarantee the halalness of a product. This paper aims to show the social semiotics of news reports by examining issues on the new halal logo on Detik.com for March 2022. The research data was collected from the online news portal Detik.com and other articles and supporting journals. Based on this problem, this study used a descriptive qualitative method using the social semiotic analysis approach by M.A.K Halliday. The result showed that Detik.com delivered various news reports; some favored the new halal label, while other reports were neutral and even harmful. The implications of this research suggest that our perspective on the news discerns more from the text and its context. ***Pemberitaan perubahan logo halal yang dikeluarkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) resmi menggantikan logo halal yang ada saat ini dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), berikut kewenangannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Logo halal tidak hanya menjadi pelengkap label tetapi juga menjadi indikator utama untuk mengidentifikasi dan menjamin kehalalan suatu produk. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji semiotika sosial terkait pemberitaan isu logo halal baru di Detik.com bulan Maret 2022. Data penelitian dikumpulkan dari portal berita online Detik.com dan artikel serta jurnal pendukung lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika sosial oleh M.A.K Halliday. Hasilnya menunjukkan bahwa Detik.com menyampaikan pemberitaan yang beragam; beberapa mendukung label halal baru, sementara laporan lainnya netral dan bahkan negatif. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa perspektif kita terhadap berita lebih memahami teks dan konteksnya.

Open Access
Relevant
The existence of the media market in Indonesia: Study of media economics at Kumparan.com and Tirto.id from an Islamic standpoint

Kumparan.com and Tirto.id now exist as online news portals that are not only written. But also through videos, images, and infographics. Like other companies, Kumparan.com and Tirto.id are profit-oriented in media economics. This research aims to reveal the existence of the media market in Indonesia related to Kumparan.com and Tirto.id reviewed from an Islamic economic perspective. This research uses an instrumental case study method that explicitly covers all aspects of the media economy at Kumparan.com and Tirto.id. This study finds that in their market role, Kumparan.com and Tirto.id make the customer the king (service market), providing full service in the form of customization to clients. As viewed from an Islamic economic perspective, universal values are the foundation for building Islamic economic theory. Such as the prophetic values (nubuwwah) that should be emulated by the Prophet Muhammad by business people, especially honesty (siddiq), responsibility (amanah), intelligence (fathanah), marketing (tabligh), and government (khalifah), then justice ('adl) must be implemented at all stages of the economy. A good business is a business that can uphold justice for its perpetrators. This study implies that media business people are prohibited from pursuing personal gain, and other parties are exploited.***Kumparan.com dan Tirto.id kini hadir sebagai sebuah portal berita online yang tidak hanya berupa tulisan, tetapi juga melalui video, gambar, dan infografik. Dalam ranah ekonomi media sama halnya dengan perusahaan lain, Kumparan.com dan Tirto.id juga berorientasi pada profit. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap eksistensi pasar media di Indonesia terkait Kumparan.com dan Tirto.id ditinjau dalam perspektif ekonomi Islam. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus instrumental yang mencakup semua aspek secara eksplisit dari ekonomi media di Kumparan.com dan Tirto.id. Temuan studi ini adalah bahwa dalam peran pasar, Kumparan.com dan Tirto.id menjadikan konsumen sebagai raja (service market) yaitu memberikan servis penuh dalam bentuk kostumisasi kepada klien. Adapun ditinjau dari perspektif ekonomi Islam, terdapat nilai-nilai universal yang menjadi pondasi untuk membangun teori ekonomi Islam tersebut, seperti nilai kenabian (nubuwwah) yang patut diteladani dari Nabi Muhammad oleh para pelaku bisnis khususnya jujur (siddiq), bertanggung jawab (amanah), cerdas (fathanah), pemasaran (tablig), dan pemerintahan (khalifah), kemudian adil (‘adl) yang harus diimplementasikan pada semua tahapan ekonomi. Bisnis yang baik adalah bisnis yang dapat memegang teguh keadilan bagi para pelakunya. Implikasi dari studi nilai ini adalah bahwa pelaku bisnis media tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi dan adanya unsur eksploitasi kepada pihak lain.

Open Access
Relevant
Gen Z voter behavior in the 2024 presidential election: A virtual ethnographic study on the Instagram accounts of presidential candidates

The 2024 presidential and vice-presidential general election is a topic that is being highlighted by the public, including young voters or what could be called Gen Z. The use of Instagram media by three presidential candidates to launch self-introductions and election campaigns is a reference for Gen Z voters in providing comments and assessment. This research aims to determine the behavior of Gen Z voters in the 2024 presidential election using qualitative ethnographic methods and descriptive analysis. The findings of this study show that Gen Z's behavior in responding to the 2024 presidential election includes two behaviors, namely rational and irrational. The rational behavior of Gen Z is shown by assessing the vision and mission of the presidential candidate pair and their track record of achievements. In contrast, the irrational behavior of Gen Z voters is shown by assessing the presidential candidate pair based on exciting content or popularity, even though it lacks substance. Therefore, these findings contribute to the development of user-based discourse that can deconstruct the dominance of discourse by those in power. This aligns with Islamic communication values in the form of 'freedom of action,' which guarantees each individual to accept or reject a discourse.***Pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2024 menjadi topik yang disoroti oleh khalayak, termasuk para pemilih muda atau bisa disebut Gen Z. Penggunaan media instagram oleh tiga kandidat calon presiden untuk melancarkan pengenalan diri dan kampanye pemilu menjadi rujukan pemilih gen Z dalam memberikan komentar dan penilaian. Riset ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemilih Gen Z pada Pilpres 2024, dengan menggunakan metode kualitatif netnografis dan analisis deskriptif. Hasil temuan kajian ini menunjukkan bahwa perilaku Gen Z dalam menyikapi Pilpres 2024 meliputi dua perilaku, yaitu perilaku rasional dan irasional. Perilaku rasional Gen Z ditampilkan dengan menilai visi dan misi pasangan calon presiden serta track record prestasinya., sedangkan perilaku irasional pemilih Gen Z ditunjukkan dengan memberikan penilaian kepada pasangan calon presiden berdasarkan konten yang menarik atau kepopuleran meskipun minim substansi. Oleh karena itu, temuan ini berkontribusi bagi pengembangan wacana berbasis pengguna yang dapat mendekonstruksi dominasi wacana oleh penguasa. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai komunikasi Islam berupa ‘kebebasan berbuat’ yang menjamin setiap individu untuk menerima atau menolak suatu wacana.

Open Access
Relevant
Communication of the Religious Harmony Forum (FKUB) in developing religious moderation in Salatiga City

Religious moderation is part of the 2020-2024 National Medium-Term Development Plan (RPJMN). Religious moderation is a form of government effort to counteract violent extremism. This program must be supported by all elements in Indonesia, such as society, government, and interfaith organizations such as the Forum for Religious Harmony (FKUB). The city of Salatiga is a portrait of diversity because of its diversity of cultures and religions. Communication is vital in the organization's center, uniting and integrating all elements to achieve organizational goals. This study aims to determine the communication the Forum for Religious Harmony (FKUB) uses in developing religious moderation in Salatiga City. This study uses a qualitative method with an interpretive approach and data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The results of the study show that there are five communications carried out by the Forum for Religious Harmony (FKUB) in developing religious moderation in Salatiga City, namely (1) social services, (2) counseling/socialization, (3) mock studies/work visits, (4) intensive involvement in the activities of other agencies and (5) building religious tourism sites. The obstacles faced by FKUB in developing religious moderation in Salatiga City are (1) the lack of Human Resources (HR) and (2) the lack of budgetary funds provided by the government. This study contributes to developing an interfaith organizational communication model for creating religious harmony in society. ***Moderasi beragama merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Moderasi beragama adalah bentuk usaha pemerintah dalam menangkal adanya ekstremisme-kekerasan. Program ini harus didukung oleh seluruh elemen yang ada di Indonesia seperti masyarakat, pemerintah dan organisasi-organisasi lintas agama seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Kota Salatiga adalah salah satu kota yang menjadi potret kemajemukan karena keanekaragaman budaya dan agama yang ada didalamnya. Komunikasi memegang peranan penting dalam pusat organisasi untuk menyatukan dan mengintegrasikan semua elemen untuk mencapai tujuan organisasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi yang digunakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam mengembangkan moderasi beragama di Kota Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretif. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian bahwa ada lima komunikasi yang dilakukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam mengembangkan moderasi beragama di Kota Salatiga yaitu (1) bakti sosial, (2) penyuluhan/sosialisasi, (3) studi tiru/kunjungan kerja, (4) pelibatan intensif dalam kegiatan instansi lain dan (5) membangun tempat wisata religi. Hambatan yang dihadapi FKUB dalam mengembangkan moderasi beragama di Kota Salatiga adalah (1) minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan (2) kurangnya anggaran dana yang diberikan oleh pemerintah. Studi ini berkontribusi bagi pengembangan model komunikasi organisasi lintas agama dalam menciptakan harmoni beragama dalam masyarakat.

Open Access
Relevant
Representation of feminism in Miss & Mrs. Cops (John Fiske’s semiotic analysis)

Oppression of women is still common today. Feminism is a social movement that strives to uphold justice for women. Feminists are doing various ways to voice and resuscitate society about gender discrimination against women. Film media is one of the tools used by feminists to make people aware of the issue. Film media was chosen because the film is considered capable of influencing and shaping society based on the messages it conveys. "Miss Mrs Cops" is a blackhead action film that tells the struggle of policewomen in solving criminal cases. In the film, female characters are portrayed as conduits to convey the messages of feminism. This study aims to find out the meaning of semiotic codes regarding feminism at the level of reality, representation, and ideology. The study used qualitative research with John Fiske's semiotics analysis. The study results show that the representation of the message of feminism in this film is depicted on three levels. First, the level of reality through appearance, clothing, dialogue, environment, and behaviour. The camera provides code at both levels—representation through shooting and editing. The three levels of ideology are the thoughts or actions female characters carry. All three describe women as strong, brave, independent, and willing to do anything to defend women's rights and justice. This study contributes to strengthening women's narratives in the public space where academically it is also a concern of Islamic communication. ***Penindasan terhadap perempuan masih sering terjadi hingga saat ini. Feminisme merupakan gerakan sosial yang berjuang dalam menegakan keadilan terhadap perempuan. Para feminis melakukan berbagai cara untuk menyuarakan dan menyadarkan masyarakat mengenai diskriminasi gender terhadap perempuan. Media film merupakan salah satu alat yang digunakan feminis untuk menyadarkan masyarakat mengenai isu tersebut. Media film dipilih karena dianggap mampu memengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan pesan-pesan yang disampaikannya. Film “Miss Mrs. Cops” merupakan film action komedi yang menceritakan perjuangan polisi wanita dalam memecahkan kasus kriminal terhadap perempuan. Dalam film ini, karakter perempuan digambarkan sebagai penyalur untuk menyampaikan pesan-pesan feminisme. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna kode semiotika mengenai feminisme dalam level realitas, level representasi dan level ideologi. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan analisis semiotika John Fiske. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi pesan feminisme dalam film ini tergambar dalam tiga level. Pertama, level realitas melalui penampilan, pakaian, dialog, lingkungan, perilaku. Kedua level, representasi melalui pengambilan gambar, editing, camera memberikan kode. Ketiga level ideologi, pemikiran-pemikiran atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh tokoh perempuan. Ketiganya menggambarkan perempuan sebagai pribadi yang kuat, berani, mandiri dan rela melakukan apapun demi membela hak dan keadilan untuk perempuan. Kajian ini berkontribusi bagi penguatan narasi perempuan di ruang publik dimana secara akademis juga menjadi concern dari komunikasi Islam.

Open Access
Relevant
Synergizing stakeholders’ communication for religious harmony in Indonesia

Inter-religious conflicts are born, among others, due to misunderstandings in receiving and interpreting messages in the process of multi-religious community interaction, without exception conflicts in Bantul Regency, Indonesia. This research uses a qualitative approach that is descriptive analysis with the type of case study method. The results concluded that the conflict was caused by the process of inter-religious communication that took place in a stagnant and closed manner. In the process of communication between religious communities in large numbers, there are influences in the form of differences in religious, socio-cultural, political views to diverse ideologies and involve high psychological emotions. A religious conflict resolution approach that is oriented towards a transparent model of government policy implementation and reaches all levels of society is an obligation for regional and national leaders. Then, interfaith leaders must prioritize patterns of thinking and behaving by promoting a moderate attitude that puts the human side at the main level compared to group and religious backgrounds. In addition, religious people must be able to put aside egoism and a priori attitudes in interacting with people of other religions and religious leaders are obliged to communicate messages of peace and harmony in the frame of plurality. This study contributes to the development of a communication model in interfaith conflict resolution.***Konflik antar umat beragama lahir antara lain disebabkan oleh kesalahpahaman dalam menerima dan menafsirkan pesan dalam proses interaksi masyarakat multi agama, tanpa terkecuali konflik di Kabupaten Bantul, Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dengan jenis metode studi kasus. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa konflik tersebut disebabkan oleh proses komunikasi antar umat beragama yang berlangsung secara stagnan dan tertutup. Dalam proses komunikasi antar umat beragama dalam jumlah yang banyak tersebut, terdapat pengaruh berupa perbedaan cara pandang agama, sosial budaya, pandangan politik hingga ideologi yang beragam dan melibatkan emosi psikologis yang tinggi. Pendekatan penyelesaian konflik agama yang berorientasi pada model implementasi kebijakan pemerintah yang transparan dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat menjadi kewajiban bagi para pemimpin daerah dan nasional. Kemudian, para pemimpin lintas agama harus mengedepankan pola berpikir dan bersikap dengan mengedepankan sikap moderat yang menempatkan sisi kemanusiaan pada tataran utama dibandingkan dengan latar belakang kelompok dan agama. Selain itu, umat beragama harus mampu mengesampingkan egoisme dan sikap apriori dalam berinteraksi dengan umat beragama lain dan para pemuka agama berkewajiban mengkomunikasikan pesan-pesan perdamaian dan kerukunan dalam bingkai kemajemukan. Studi ini berkontribusi bagi pengembangan model komunikasi dalam penyelesaian konflik antar agama.

Open Access
Relevant
Cancel culture and nude living on virtual media: A case of Guru Mizan Qudsiyah Lombok

Virtual media has a major influence on human life as a means of interaction and has even become a major force for society in controlling social change. Nonetheless, human interaction in virtual media is haunted by the pain of boycott and rejection. This study aims to examine the cancel culture phenomenon that occurs in virtual media. This study uses a qualitative method in which the primary data is taken from Youtube and articles related to the issue of cancel culture. Data on the cancel culture phenomenon experienced by Tuan Guru Mizan Qudsiyah from Lombok on YouTube media were analyzed using Pierre Bourdieu's genetic structuralism theory. The results of the study reveal that there is a cancel culture: boycotts or rejection because the statements and actions of Tuan Guru Mizan Qudsiyah on YouTube in 2020 are considered to have damaged public psychology. Tuan Guru Mizan's lecture on YouTube went viral because of his statement insulting the tombs of Lombok's saints who were considered sacred and was eventually canceled by a mob who then attacked and burned his pesantren. This study contributes to the formation of a new virtual space based on the value of Islamic communication, where cancellation occurs if friendly Islamic communication is not implemented.***Media virtual memiliki pengaruh besar bagi kehidupan manusia sebagai sarana berinteraksi bahkan menjadi kekuatan besar bagi masyarakat dalam mengendalikan perubahan sosial. Meskipun demikian, interaksi manusia di media virtual dihantui oleh pedihnya boikot dan penolakan. Studi ini bertujuan mengkaji fenomena ‘cancel culture’ yang terjadi dalam media virtual. Studi ini menggunakan metode kualitatif dimana data primer diambil dari Youtube dan artikel terkait isu cancel culture. Data tentang fenomena cancel culture yang dialami oleh Tuan Guru Mizan Qudsiyah asal Lombok pada media YouTube dianalisis dengan menggunakan teori strukturalisme genetik Pierre Bourdieu. Hasil kajian mengungkapkan adanya budaya batal: boikot atau penolakan karena pernyataan dan tindakan Tuan Guru Mizan Qudsiyah di YouTube pada tahun 2020 yang dinilai mencederai psikologi publik. Ceramah Tuan Guru Mizan di YouTube menjadi viral karena pernyataannya yang menghina makam para wali Lombok yang dianggap keramat dan akhirnya dibatalkan oleh massa yang kemudian menyerang dan membakar pesantrennya. Kajian ini berkontribusi pada pembentukan ruang virtual baru berbasis nilai komunikasi Islam, dimana pembatalan terjadi jika komunikasi Islami yang ramah tidak diterapkan.

Open Access
Relevant