Abstract


 
 
 As an icon of national tourism, Bali has become a world-top tourist destination. In 2018, Bali gained an award from Trip Advisor as the world’s best tourist destination. It has helped Bali to boost the number of foreign tourist arrival including Chinese. However, the increase visitor of Chinese tourist has caused a dilemma between the quantity and quality tourists as it is shown by the current issue of zero-dollar tour. This article critically analyses discourse on Chinese tourist market segment and its challenges to realise tourism sustainable in Bali. Data were obtained by observation and in-depth interviews with stakeholders and from literature review. Discourse of power/knowledge, deconstruction, and communicative action theories were applied eclectically to undertake this study. The results revealed that a space of discussion to find solution for the problem faced on the discourse of Chinese tourist market segment are needed as this could contribute to realise sustainable tourism development in Bali.
 
 

Highlights

  • Abstrak Sebagai ikon pariwisata nasional, Bali telah menjadi sebuah tujuan wisata top dunia

  • Ternyata pemilik pasar oleh-oleh tersebut adalah warga Tiongkok sendiri dan barang-barang yang dijual adalah made in China serta transaksi pembayarnya dilakukan di Tiongkok dengan menggunakan WeChat, sehingga tidak ada uang masuk ke Indonesia tetapi sebaliknya kembali ke Tiongkok

  • Hal ini tentu menimbulkan permasalahan sebagai suatu dilema, yaitu di satu sisi Bali membutuhkan kunjungan wisatawan Tiongkok yang banyak guna memenuhi target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara untuk nasional sedangkan di sisi lain masyarakat hanya mendapatkan sampahnya saja dari jutaan kunjungan wisatawan Tiongkok

Read more

Summary

Pendahuluan

Kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali sangat besar. Tahun 2018, misalnya, angka kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali mencapai 1.361.512 orang, menempati urutan teratas pasar wisatawan asing ke Bali, melampaui posisi yang lama ditempati wisatawan Australia (Statistik Dinas Pariwisata Bali). Permasalahan tentang diskursus praktek paket wisata murah untuk segmentasi pasar wisatawan Tiongkok ini perlu untuk diteliti sebagai sebuah kajian budaya (cultural studies) yang bersifat kritis dan multidisipliner serta berusaha membela kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan seperti yang disarankan oleh para pakar kajian budaya, di antaranya Barker (2005: 6), sehingga nantinya dapat memberikan gambaran tentang analisis wacana kritis terhadap segmentasi pasar wisatawan Tiongkok untuk kesinambungan pembangunan pariwisata Bali. Menurut laporan CLSA tersebut selama tiga tahun ke depan, negara-negara, seperti Jepang, Thailand, AS, dan Australia berada di puncak daftar yang harus dikunjungi dan beberapa tujuan wisata lainnya di Asia Tenggara - terutama Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Filipina –juga akan banyak mendapat kunjungan wisatawan Tiongkok.

10. Singapura
Tiongkok
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call