Abstract
This study aimed to explore how the Islamic Sundanese adolescents experience and express their anger. A total of 697 students from two high school in Bandung and Tasikmalaya participated in the survey. Data was qualitatively collected using a questionnaire that recorded the causes and expressions of the participants’ anger. The obtained data was analyzed using content analysis. The findings suggest three emerging themes regarding the causes of anger among the Sundanese adolescents: 1) related to disturbing situations, 2) related to people (attitudes, behaviors and personal characteristics), and 3) related to other things (mood, feelings of depression, and physiological conditions). Participants mostly expressed their anger through passive and non-verbal expressions. Their reactions towards anger appeared to be associated with their Islamic religious values (which most participants were affiliated with), such as taking wudhu, istigfhar, pray, be patient and sincere, as well as perform sholat.
Highlights
This study aimed to explore how the Islamic Sundanese adolescents experience and express their anger
Selanjutnya, secara berturut-turut pilihan ekspresi kemarahan adalah ekspresi nonverbal agresif (20%), verbal agresif (18.4%), verbal asertif (6.9%), verbal pasif (3.7%), dan nonverbal asertif (3.3%)
Ekspresi kemarahan berikutnya adalah ekspresi nonverbal agresif (20%) yang meliputi membanting atau merusak barang, berkelahi atau melawan secara fisik, dan menunjukkan ekspresi wajah
Summary
Bentuk emosi marah remaja Sunda, khususnya yang beragama Islam, yang mengarah ke dalam diri dan ekspresi pasif memberikan gambaran yang sejalan dengan nilai-nilai masyarakat Sunda yang menekankan kebersamaan dan relasi interpersonal. Pendekatan ini dilakukan untuk melihat dan mendapat penjelasan mengenai hal-hal yang menyebabkan masyarakat dalam satu budaya mengekspresikan marah, serta bagaimana bentuk ekspresi yang ditampilkan. Aturan dan norma ini diturunkan dari generasi ke generasi membentuk dinamika psikologis tertentu, sehingga melahirkan pola reaksi emosi yang khas, tidak terkecuali dalam hal mengekspresikan rasa marah. Bila dalam penelitian di Yogyakarta menemukan bahwa remaja pada level sekolah menengah atas menjadi marah terutama karena faktor kepercayaan (trust) yang dikhianati, lalu bagaimana dengan remaja suku Sunda? Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksploratif yang bersifat terbuka, mencari informasi yang lebih mencukupi, dan menjajaki persoalan yang belum dapat dipastikan oleh peneliti berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan remaja Sunda marah dan pilihan ekspresi rasa marah. Untuk dapat menggali respon berkaitan dengan pilihan ekspresi kemarahan para remaja Sunda, pertanyaan yang disajikan adalah ―apa yang kamu lakukan ketika kamu sangat marah?‖. Peneliti kemudian membuat sebuah narasi dari hasil penelitian, lalu memasukkan interpertasi peneliti pada hasil penelitian
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.