Abstract

In Bali, the archaeological remains is still functioned and sanctified by the public by placing them in a temple, one of them is Penataran Kacang Bubuan Mas Temple, Ubud, Gianyar regency. The methodin this study is a qualitative committee method which will produce desktiptif data in the form of written words. Data analyis being applied in this research is the qualitative analysis,iconography analysis and contextual analysis. Some theories being applied in this research is the functional theory and semiotics theory. Based on the analysis, the conclusions are drawn in the form of archaeological heritage of 1 piece Ganesha statue,1 piece simpel statue (primitive statue), 6 pieces embodiment statues of bhatari, 2 pieces embodiment statues of bhatara, 1 piece lingga (tribhaga), 2 pieces animal statues, 1 piece priest statue, 1 pieces clownman statue, 4 pieces fragments of statues, 1 piece fragment waterless building fragment, 1 piece natural stone. Archaelogical remains in Penataran Kacang Bubuan Mas Temple, Ubud, Gianyar regency when viewed from its function in the past has experienced a shift function. The local community is still sanctify archaeological remains as a workship tool to ask for safety and protection from harm and fertility. The meaning of the archaeological remains found in the temple is sacred objects for the means of worship by the penyungsung pura community. The means of worshiping the requested statues is symbolism or symbolic that connects worshipers with gods, ancestral holy spirits or for Sang Hyang Widhi Wasa (God).

Highlights

  • Di Bali, tinggalan arkeologi sampai saat ini masih difungsikan dan disakralkan oleh masyarakat dengan cara disimpan dalam pura, salah satunya di Pura Penataran Kacang Bubuan Mas, Ubud, Kabupaten Gianyar

  • Data analyis being applied in this research is the qualitative analysis

  • Some theories being applied in this research is the functional theory

Read more

Summary

Fungsi tinggalan arkeologi di Pura

Penataran Kacang Bubuan Mas, Ubud, Kabupaten Gianyar yaitu jika ditinjau dari masing-masing tinggalan arkeologi berupa arca perwujudan bhatari dan bhatara, arca ganesha, arca sederhana (primitif), lingga (tribhaga), arca pendeta, arca punakawan, arca binatang, fragmen arca, fragmen kemuncak bangunan, batu alam, pada masa lampau kiranya pasti memiliki suatu fungsi yang berbeda-beda antara tinggalan arkeologi yang satu dengan yang lainnya. Arca perwujudan bhatari dan bhatara memiliki fungsi sebagai perwujudan dari tokoh seorang raja atau tokoh masyarakat yang disegani yang pernah berkuasa dan meninggal untuk memohon perlindungan, kemakmuran dan memohon kesejahteraan bagi masyarakat. Ganesha memiliki fungsi sebagai dewa pelindung, dewa penolak marabahaya dan rintangan, dewa penyelamat dan kebijaksanaan. Arca sederhana (primitif) memiliki fungsi sebagai media pemujaan penghormatan terhadap roh suci leluhur yang telah meninggal. Lingga memiliki fungsi sebagai lambang pemujaan terhadap Dewa Siwa yang merupakan simbol atau lambang dari kesuburan

Arca pendeta memiliki fungsi sebagai tokoh penyebar agama Hindu pertama ke
Daftar Pustaka
Berwahana Nandi di Pura Puseh
Pasek Mengwi
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call