Abstract

Industri fesyen menghasilkan 20 persen air limbah global dan 10 persen emisi karbon global, menjadikannya salah satu industri paling berpolusi di dunia. Salah satu negara dengan yang industri garmen dan tenaga kerja murah dalam jumlah yang banyak membuat negara ini menjadi salah satu eksportir garmen readymade terbesar kedua di dunia setelah China. Meskipun demikian, fast fashion menyebabkan konsekuensi lingkungan yang parah di Bangladesh. Produksi tekstil menghasilkan 1,2 miliar ton emisi gas rumah kaca setiap tahun dan mengkonsumsi banyak air. Namun Bangladesh sudah menjadi salah satu tempat yang paling rentan terhadap kerusakan lingkungan yang berbahaya di dunia karena adanya industri fast fashion ini, selain itu dengan padatnya penduduk dan dikelilingi oleh sistem sungai akan mengancam pertanian dan kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Greenpeace sebagai organisasi Internasional yang bergerak di bidang lingkungan dalam menyikapi permasalahan ini serta upaya-upaya yang telah dilakukannya. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder, seperti buku-buku mengenai teori-teori organisasi internasional, lingkungan hidup, dan buku-buku lain sejenis yang berhubungan dengan peran organisasi internasional. Hasil penelitian sebagai organisasi non pemerintah internasional yang memiliki fokus pada isu-isu lingkungan, Greenpeace mencoba menciptakan norma internasional baru yaitu penghapusan bahan kimia berbahaya selama pembuatan pakaian. Selain itu, Greenpeace memprakarsai Detox Campaign on Fashion, dengan agenda utama pembersihan atau penghilangan bahan-bahan kimia berbahaya dari produksi industri tekstil di Bangladesh.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call