Abstract

This qualitative study is particularly focused on the North Sumatera context; it investigates the dynamics of ethnic and national identities of Bataknese youths in the defining themselves as an Indonesian. Thirty-one individuals (six local figures and 25 Bataknese youths) participated in the study. The results illustrated the strengthening process of ethnic identity through exploring family and environmental common practices. The strengthening of ethnic identity was also found to occur in concurrent with the strengthening of national identity, as manifested in the participants’ willingness to maintain harmony in their society. The study concludes that the strengthening of ethnic identity positively shapes one’s national identity. Student participants and local figures expressed concern about the sustainability of cultural cultivation which is necessary to shape ethnic identity among young Bataknese. The study recommends a Batak kinship model known as dalihan na tolu, in which many families with different tasks and roles, flexibly manage differences to strengthen national identity based on the philosophy of Bhinneka Tunggal Ika.

Highlights

  • Abstrak Penelitian kualitatif ini secara khusus berfokus pada konteks Sumatera Utara yang bertujuan mengetahui dinamika identitas etnis dan identitas nasional pada anak muda etnis Batak dalam proses mendefinisikan diri sebagai bangsa Indonesia

  • Hasil penelitian ini merekomendasikan model kekerabatan orang Batak yang dikenal dengan dalihan na tolu, yang melibatkan banyak keluarga dengan tugas dan peran yang berbeda, di mana warga dituntut memiliki fleksibilitas dan kemampuan adaptif mengelola perbedaan untuk menguatkan identitas nasional berlandaskan filosofi Bhinneka Tunggal Ika

  • National (dis)identification and ethnic and religious identity:

Read more

Summary

Dampak dan Implikasi dalam Konteks Ulayat

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penguatan identitas etnis melalui keluarga, institusi pendidikan, serta komunitas budaya yang sekaligus mampu menguatkan identitas nasional sebagai bagian dari Bangsa Indonesia. Untuk memahami bagaimana karakteristik orang dalam memengaruhi proses proksimal tersebut, maka persyaratan minimumnya adalah menilai bagaimana karakteristik tuntutan, seperti usia, penampilan, atau jenis kelamin dapat mengubah aktivitas dan interaksi ini, meskipun desain yang lebih kaya akan memeriksa cara di mana karakteristik sumber daya atau kekuatan yang relevan dari partisipan memengaruhi cara mereka bertindak dan berinteraksi (Bronfenbrenner & Evans, 2000). Di mana studi harus bersifat longitudinal (untuk mengevaluasi pengaruh proses proksimal karena mereka saling dipengaruhi oleh karakteristik dan konteks orang, pada hasil pengembangan minat) dan harus mempertimbangkan apa yang terjadi, dalam kelompok yang sedang dipelajari, pada titik waktu historis saat ini (Tudge dkk., 2003). Tujuan Studi Penelitian ini bertujuan untuk memahami seberapa jauh generasi muda etnis Batak mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota kelompok etnisnya dan sebagai orang Indonesia, bagaimana mereka memandang hubungan sosial mereka dengan orang lain yang berasal dari berbagai etnis, serta bagaimana sikap mereka terhadap keberagaman. Inisial dan keterangan RS (antropolog, tokoh budaya Toba) KK (antropolog, tokoh budaya Karo) REN (birokrat, tokoh keberagaman Sumatera Utara) ES (pengusaha, tokoh masyarakat Sumatera Utara) UP (antropolog, tokoh budaya Sumatera Utara) LB (antropolog, tokoh budaya Pakpak)

Mahasiswa MEIM Tinggi
SIMPULAN DAN SARAN
Journal of Adolescent
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.