Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan mahasiswa dalam mendengarkan percakapan dalam Bahasa Inggris dan penguasaan kosakata pada mahasiswa semester 2 (dua) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Batanghari tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester 2 (dua) Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP, Universitas Batanghari tahun ajaran 2015/2016 yang diambil keseluruhan yakni berjumlah 59 mahasiswa. Untuk mengumpulkan data kebiasaan mendengarkan percakapan dalam bahasa Inggris, peneliti menggunakan angket dan tes penguasaan kosa kata. Peneliti menemukan bahwa skor terendah pada kebiasaan mendengarkan percakapan dalam bahasa inggris adalah 2 jam pada tiap minggunya dan yang tertinggi adalah hingga 5 jam pada tiap minggu. Persentasi kemampuan penguasaan kosakata mahasiswa termasuk dalam kategori bagus adalah sebesar 16% atau sebanyak 10 mahasiswa, menengah sebesar 81% atau sebanyak 48 orang dan rendah sebesar 1% atau hanya sebanyak satu orang mahasiswa. Setelah menemukan skor tiap variable, peneliti menemukan bahwa kalkulasi korelasi antara variable X dan Y dengan menggunakan rumus Spearman Rank dengan nilai R sebesar 0.075 atau dapat dikategorikan kedalam korelasi yang sangat rendah sehingga ditemukan bahwa tidak ada hubungan korelasi yang signifikan yang mana nilai Z hitung = 0.570 karena Z tabel =1.96 dengan level signifikan 5%, artinya Z hitung <Z tabel , maka H o diterima dan H a ditolak. Kata Kunci: Listening Habit in English Conversation, Vocabulary Mastery

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.