Abstract

Kontroversi seputar metode periwayatan berbagai materi sejarah dan keilmuan yang berasal dari masa Jahiliyah hingga awal-awal Islam terus berlanjut dan telah menjadi titik tolak perdebatan tentang otentisitasnya. Banyaknya ketidakcocokan antar berbagai varian dari teks yang sama mengarahkan sejumlah ilmuan untuk beranggapan bahwa transmisi mayoritas teks dilakukan secara lisan; dan fakta tentangada ya pemalsuan teks menyebabkan materi-materi tersebut, sebagian atau keseluruhan, dianggap tidak historis.Tiga manuskrip yang diteliti di sini, berasal dari abad ke 17 dan ke 18 M yang masing-masing berisikan qashidah Banat Su'ad karya penyair Mukhadhram (antara Jahiliyah dan Islam) Ka'b bin Zuhair, menunjukkan bahwa proses pengkopian teks dari sumber tertulis ternyata tidak selalu aman dari munculnya penyimpangan teks. Dengan membandingkan ketiga manuskrip tersebut, tampak jelas adanya perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya, baik pada tingkat cara penulisan dan perubahan kata. Bahkan terjadi juga perbedaan letak dan penambahan atau pengurangan baris/bait puisi. Bahwa dua yang terakhir ini terjadi juga pada sumber-sumber di masa awal, maka diduga kuat berasal, dan sebagai akibat dari, periwayatan secara lisan.Namun demikian, meskipun patut diakui bahwa periwayatan secara lisan tidak memiliki tingkat akurasi yang sama dengan periwayatan secara tertulis, tetapi tidak berarti bahwa perbedaan pada teks selalu dapat menjadi acuan bagi klaim terhadap otentisitasnya.Kata Kunci: qashidah, transmisi text, Ka'b bin Zuhair, Banat Su'ad

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.