Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan pilihan sistem mood dalam percakapan humor klasik Arab sebagai strategi diplomasi Juḥa kepada Sulṭan. Juḥa adalah gambaran rakyat jelata dan Sulṭan gambaran penguasa. Percakapan humor diambil dari teks hikayat berjudul Juḥa wa al-Sulṭan karya Ahmad Bahjat. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) dan memanfaatkan pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) Halliday. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam percakapan humor antara Juḥa dan Sulṭan, Juḥa berperan sebagai informan sekaligus pemegang topik percakapan. Sebagai informan, tuturan Juḥa lebih dominan 76,8% dari Sulṭan pada fungsi tutur statement/pernyataan pilihan sistem mood indikatif-deklaratif. Sebaliknya, pada fungsi tutur question/pertanyaan pilihan sistem Mood indikatif-interogatif Sulṭan lebih dominan 94,3%. Hal ini menunjukkan status sosial Sulṭan yang tinggi sehingga leluasa menggunakan kewenangannya meminta informasi dari lawan tutur. Pada penggunaan fungsi tutur command, Juḥa lebih dominan, 14,2% dengan pilihan sisitem mood indikatif-deklaratif. Hal ini menunjukkan bahwa Juḥa walau secara status sosial lebih rendah dari Sulṭan, tidak menghalanginya untuk lebih aktif meminta barang atau jasa dari lawan tuturnya. Melalui Fungsi tutur ini Juḥa mengendalikan jalannya percakapan sesuai kebutuhannya.

Highlights

  • One of the figures on classic Arabic humor stories is Juḥa

  • Juḥa's anecdotes and humor such as Nawādir Juḥa al-Kubra are more reliant on Nashrudin Khoja

  • This paper aims to obtain an objective description of the realization of the lexical grammatical in the mood system in the dialogue clauses of Juḥa wa al-Sulṭan

Read more

Summary

Introduction

One of the figures on classic Arabic humor stories is Juḥa. Juḥa is one of the Sufi mystical humorists of the 6th / 12th century AD who is a symbol of the character of humanity. Some countries have a humorous figure named Juḥa. In Turkey the name is Nashrudin Khoja, and in Egypt the names are al-Faraziy and ar-Rumi.. There is Juḥa in the Arab region called Dajin bin Thabit or the nickname of Abu Ghushn, and there are many more in various countries who accept the title Juḥa.. Juḥa's anecdotes and humor such as Nawādir Juḥa al-Kubra are more reliant on Nashrudin Khoja. In Turkey the name is Nashrudin Khoja, and in Egypt the names are al-Faraziy and ar-Rumi. There is Juḥa in the Arab region called Dajin bin Thabit or the nickname of Abu Ghushn, and there are many more in various countries who accept the title Juḥa. Juḥa's anecdotes and humor such as Nawādir Juḥa al-Kubra are more reliant on Nashrudin Khoja.

Objectives
Methods
Findings
Discussion
Conclusion
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call