Abstract
The roles of density-dependent and density-independent factors in the dynamics of tropical large herbivore populations are poorly understood. Understanding these dynamics is particularly important if the herbivore is prey for an apex predator of conservation concern because a decline in the prey could cause the predator to decline. We tested hypotheses about the roles of density-dependent and density-independent factors in the dynamics of 2 tropical ungulates, Rusa deer ( Rusa timorensis ) and wild pigs ( Sus scrofa ), in Komodo National Park, eastern Indonesia. We counted the dung of Rusa deer and wild pigs (a validated index of abundance for these 2 species) along permanently marked transects at 10 sites over 4 islands annually during 2003–2014 to estimate ungulate abundance. Ungulates were much more abundant on the 2 larger islands compared with the 2 smaller islands, with wild pig dung completely absent from the latter. During our 12-year study, Rusa deer abundance declined slightly on Nusa Kode and Rinca islands, did not change on Komodo Island, and increased on Gili Motang Island. There was a decline in abundance of wild pigs on Komodo Island and an increase on Rinca Island. Annual variation in population growth rate was strongly density-dependent and island-specific for both species, with annual rainfall and vegetation composition being relatively unimportant. Population growth rates of Rusa deer exhibited spatial synchrony, with synchrony declining with increasing intersite distance. Our findings confirm the importance of density dependence in the dynamics of tropical large herbivore populations. However, the strength of density dependence varied between species and spatially. Declines of Rusa deer and wild pigs on the larger 2 islands, which are strongholds of the Komodo dragon, are cause for concern. Continued monitoring of ungulate populations is critical for the conservation of Komodo dragon populations in Komodo National Park. Peran faktor-faktor yang terpengaruh kepadatan ( density-dependent ) dan faktor-faktor yang tidak terpengaruh kepadatan ( density-independent ) dalam dinamika populasi herbivora besar di daerah tropis masih sangat kurang dipahami. Pemahaman terhadap dinamika populasi satwa herbivora sangatlah penting ketika satwa tersebut merupakan satwa mangsa dari predator puncak terutama bagi kelangsungan upaya konservasi satwa predator tersebut. Penurunan populasi mangsa dapat menyebabkan penurunan populasi satwa predatornya. Kami menguji hipotesis mengenai peranan faktor-faktor yang terpengaruh kepadatan dan faktor-faktor yang tidak terpengaruh kepadatan pada dinamika populasi dua satwa mangsa ungulata tropis, yaitu rusa ( Rusa timorensis ) dan babi hutan ( Sus scrofa ) di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Indonesia bagian timur. Estimasi kelimpahan ungulata ini dilakukan dengan cara menghitung kotoran rusa dan babi hutan (indeks kelimpahan yang telah divalidasi pada kedua spesies tersebut) di sepanjang transek permanen pada 10 lokasi penelitian di empat pulau setiap tahunnya dalam kurun waktu tahun 2003–2014. Kelimpahan kedua satwa ungulata tersebut jauh lebih tinggi di dua pulau besar dibandingkan di dua pulau kecil lainnya, di mana pada kedua pulau kecil, kotoran babi hutan bahkan sama sekali tidak dijumpai. Dalam kurun waktu 12 tahun penelitian ini, kelimpahan rusa sedikit menurun di Pulau Nusa Kode dan Pulau Rinca, namun stabil di Pulau Komodo dan meningkat di Pulau Gili Motang. Penurunan kelimpahan babi hutan terpantau di Pulau Komodo, sebaliknya di Pulau Rinca populasinya meningkat. Variasi tahunan laju pertambahan jumlah populasi satwa ungulata tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor kepadatannya meskipun untuk kedua spesies ungulata ini sangat spesifik pada setiap pulau, di mana curah hujan tahunan dan komposisi vegetasi relatif tidak memberikan pengaruh. Laju pertumbuhan populasi rusa menunjukkan adanya perbedaan berdasarkan lokasi, dengan kecenderungan penurunan seiring dengan bertambahnya jarak antar lokasi penelitian. Hasil penelitian membuktikan pentingnya faktor yang tergantung kepadatan dalam dinamika populasi herbivora besar di daerah tropis, meskipun terdapat variasi antar spesies dan lokasi. Penurunan populasi ungulata di kedua pulau besar yang menjadi habitat utama biawak komodo ini menjadi hal penting untuk diperhatikan. Pemantauan secara kontinyu terhadap populasi satwa ungulata sangatlah penting bagi kelangsungan kegiatan konservasi biawak Komodo di Taman Nasional Komodo.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.