Abstract

Sejak proses fotografi analog ditemukan pada tahun 1822 oleh Joseph Nicéphore Niépce, persoalan ontologis dan epistemologis medium tersebut tidak pernah tuntas. Berbagai tawaran status pun dilekatkan pada fotografi dengan tujuan mendapatkan satu fondasi teoretik kokoh yang dapat menjawab pertanyaan mendasar seperti “apa itu fotografi” dan “bagaimana fotografi bekerja”. Problematika ini menjadi semakin kompleks saat fotografi digital dan kecerdasan buatan muncul. Konstruksi teori yang rapuh membuat jawaban definitif tentang disposisi fotografi menjadi semakin sulit untuk diraih. Tulisan ini mencoba menawarkan sebuah bangun pewacanaan yang menggamit sofistikasi persoalan semacam ini dengan menggunakan pendekatan seruak (emergence) sebagai titik awal. Upaya mengurai benang kusut diskursus fotografi ini kemudian dibenturkan dengan sebuah upaya eksperimental dari Krishnamurti Suparka dalam pameran dengan pendekatan proses dari bulan Maret hingga April 2024 di Galeri Orbital, Bandung. Dari telisik yang dipaparkan di makalah ini ditunjukkan bahwa seruak fotografis (terutama dari pendekatan Kant-Hawking) dalam karya Suparka berada dalam tahap formatif, yang sudah memberi ruang pada, tetapi masih menyisakan catatan panjang tentang kemenyeruakan sebuah karya.

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.