Abstract

In it contains authoritative references in religious matters. Meanwhile, in Khaled's view, Islamic jurists are a source of legitimacy in interpreting religious texts. Khaled tried to criticize the construction of authoritarianism in Islamic law, especially regarding the criticism of the misogynistic fatwas issued by the Council for Scientific Research and Legal Opinion (CRLO) and The Society for Adherence to the Sunnah (SAS). In this article, this article analyzes and examines how Khaled M. Abou El-Fadl's ideas offer in matters of text and discourse of authority in Islamic studies, especially those related to the interpretation of religious texts, namely the Al-Quran and hadith. While the method used in this research is a qualitative method using a descriptive-analysis approach. From various facts and data obtained, then analyzed and narrated descriptively with reference to the focus of this study. Based on the research findings, it was found that religious texts should be able to be translated and read properly according to their context, especially the authority and authoritarianism inherent in Islamic studies.

Highlights

  • Abstrak Hukum Islam adalah sebuah konstruksi atas dua otoritas tertinggi dalam Islam, yakni AlQuran dan hadis

  • Islamic law is a construction of the two highest authorities in Islam

  • Islamic jurists are a source of legitimacy in interpreting religious texts

Read more

Summary

Hasil Penelitian dan Pembahasan Konsep Otoritas dan Otoritarianisme

Contoh hal-hal yang mendasar dalam agama adalah, kedudukan Muhammad sebagai nabi terakhir untuk umat manusia, kekekalan dan kesakralan Al-Qur‟an, Sanaky, “Gagasan Khaled Abou El Fadl Tentang Problem Otoritarianisme Tafsir Agama Pendekatan Hermenutik Dalam Studi Fatwa-Fatwa Keagamaan", h. Sehingga memunculkan persoalan tentang kapasitas para wakil khusus yang ada di CRLO tersebut dan memunculkan pertanyaan apakah penetapan hukum ini diserahkan pada kapasitas masingmasing individu semata dan murni dipandang sebagai pendapat individu maka fakta nya harus dikemukakan. Sikap selektif disini yaitu memeriksa buktibukti yang ada sehingga ia tidak berusaha menemukan perintah Tuhan tetapi mencari dukungan dari perintah Tuhan maka itu dipandang sebagai pelanggaran yang nyata terhadap kewajiban untuk bersungguh-sungguh dan menyeluruh dalam menganalisis bukti. Fatwa persoalan terkait dengan pelarangan perempuan mengemudikan mobil dimana fatwa ini dikeluarkan oleh Ibn Baz dan Ibn Fawzan dan dijadikan sebagai hukum negara Arab Saudi.[29] Dikatakan bahwa Tuhan tidak melarang perempuan naik mobil tetapi melarangnya mengemudikan mobil. Tetapi media ini menjadi solusi dalam menyelesaikan otoritas dan otoritarianisme terhadap teks

DAFTAR PUSTAKA
KRITIK ATAS PENAFSIRAN OTORITARIANISME DALAM PEMIKIRAN
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call