Abstract

This study aims to obtain the right composition in the use of water hyacinth bokashi that can substitute inorganic fertilizer in pepper plants. This research was carried out using polybag at plantation CV location. Gunung Putri Martapura for 4 months from January to May 2018 with experimental design of Randomized Non-Factorial Complete (RAL) with 5 treatment of plant media composition, namely: p0 = soil + 100% NPK “Mutiara” (without water hyacinth bokashi); p1 = soil: water hyacinth bokashi (3: 1 / v: v) + 75% NPK “Mutiara”; p2 = soil: water hyacinth bokashi (2: 2 / v: v) + 50% NPK “Mutiara”; p3 = soil: water hyacinth bokashi (1: 3 / v: v) + 25% NPK “Mutiara”; p4 = soil: water hyacinth bokashi (1: 3 / v: v) (without NPK “Mutiara”). Each treatment was repeated 4 times so that the entire plot of the experiment was 20 plots. Each plot consists of 5 plants so that there are 100 plants in total. Observations were made on plant height, stem diameter, the number of leaves, length of the segment, sprout age, and dry weight of the plant. Based on the result of the research, the treatment of various plant media composition has no significant effect on plant height, stem base diameter, leaf number, and dry weight of plant, but significantly affect the age of sprout and length of pepper plant so it can be concluded that water hyacinth bokashi in early the growth of pepper plants cannot substitute inorganic fertilizers but can be complimentary of inorganic fertilizers. The best cultivation plant composition treatment on pepper seedling in this study was on soil composition: water hyacinth bokashi (3: 1, v: v) + 75% NPK “Mutiara” and on soil composition: water hyacinth bokashi (2:2; v: v) + 50% NPK “Mutiara”.

Highlights

  • This study aims to obtain the right composition in the use of water hyacinth bokashi that can substitute inorganic fertilizer in pepper plants

  • Influence of Dose CombinationPengembangan pertanian berkelanjutan melalui subtitusi pupuk anorganik dengan pupuk organik

Read more

Summary

Komoditas lada di wilayah Kalimantan Selatan pernah mengalami

EnviroScienteae Vol 14 No 2, Agustus 2018: 128-136 kejayaan pada tahun 1980an, namun hingga saat ini produksi lada kian menurun karena perkembangan komoditas yang lain seperti sawit dan karet. Upaya antisipasi penggunaan bahan anorganik pada usaha pertanian diwujudkan dengan dilakukan beberapa penelitian untuk menemukan bahan baku yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk maupun media tanam organik diantaranya seperti jerami, kotoran ternak, pupuk hijau, dan bahan organik lainnya. Salah satu alternatif bahan organik yang bermanfaat sebagai pupuk dan media tanam adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes). Hal tersebut yang menyebabkan eceng gondok dianggap sebagai tanaman pengganggu karena menutupi permukaan perairan dan mengganggu kegiatan masyarakat di sekitar. Beberapa manfaat yang bisa diambil yakni batang tanaman bisa dijadikan kerajinan berupa anyaman dan potongan-potongan bagian tanaman yang lain bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak serta bisa menjadi bahan baku pembuatan pupuk organik. Untuk mengetahui efektivitas bokasi eceng gondok dalam mensubtitusi pupuk NPK pada pertumbuhan tanaman lada, maka perlu dilakukan penelitian

Tujuan Penelitian
Bahan dan Alat
Metode Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pengamatan Penelitian
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
Umur Bertunas
Umur Tanaman
Berat Kering Tanaman
Influence of Dose Combination
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call