Abstract

Melalui Antêping Tekad (AT), pengarang berusaha mengekspresikan perlawanannya atas dominasi perempuan yang dilakukan para pihak melalui para tokoh ciptaannya. Subjektivasi tokoh perempuan ditempuh dengan cara menjadikannya subjek politik yang eksis, berfungsi menarasikan rasionalitas atas stigma seputar perkawinan yang lahir, tumbuh, berkembang, dan melekat di masyarakat saat karya dihasilkan. Disensus dipilih dengan menerapkan kesetaraan radikal, baik aktif maupun pasif dalam bingkai teori Rancierian. Data kualitatif didapat dari objek material novel AT melalui pembacaan yang berulang kali dan mendalam sampai menemukan aspek-aspek yang sesuai dengan kebutuhan teori. Kategorisasi dibutuhkan untuk memudahkan analisis sesuai problematika yang akan dipecahkan. Dengan cara tersebut dapat dibuktikan bahwa belenggu dalam bingkai budaya yang sering diperdebatkan merupakan upaya membatasi perempuan Jawa dengan tindakan pelemahan eksistensi diri.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call