Abstract

Banjir besar melanda Kota Barabai pada bulan juni tahun 2013, dimana kejadian ini mengakibatkan kerusakan di sempadan sungai dan banjir menggenangi Kota Barabai. Curah hujan dan ketinggian muka air Sungai Barabai pada saat kejadian banjir tersebut sempat terekam oleh Pos Automatic Water Level Recorder (AWLR) Baruh Batung yang terletak di Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah berencana untuk membangun Bendungan Pancur Hanau di Sungai Barabai sehingga diharapkan dapat mereduksi debit banjir di Kota Barabai. Kalibrasi koefisien pengaliran dan debit banjir pada bulan Juni tahun 2013 sangat diperlukan dalam desain Bendungan Pancur Hanau dan penentuan ketinggian muka air sebagai peringatan dini bahaya banjir. Metode yang digunakan untuk menentukan koefisien pengaliran menggunakan persamaan Dr. Kawakami. Dalam kalibrasi debit banjir pada DAS Barabai menggunakan metode analisis hidrolika dan analisis hidrologi. Metode penentuan ketinggian muka air sebagai peringatan dini bahaya banjir menggunakan penelusuran banjir di atas pelimpah. Hasilnya koefisien pengaliran pada periode ulang 100 tahun sebesar 0,895 dan debit banjir yang setara pada bulan juni tahun 2013 di DAS Barabai sebesar 605,64 m3/dt. Ketinggian muka air banjir di atas Pelimpah Bendungan Pancur Hanau sebagai peringatan dini bahaya banjir untuk kondisi siaga 1, siaga 2 dan siaga 3 masing-masing sebesar 1,55 m, 1,65 m dan 1,78 m. Dengan adanya pembangunan Bendungan Pancur Hanau di Sungai Barabai, maka reduksi debit banjir Q100, Q1000 dan QPMF masing-masing sebesar 11,70%, 11,19% dan 9,75%.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call