Abstract

This study aims to describe strategies for prospective female Regional Heads in various socio-cultural limitations of patriarchy. Using descriptive qualitative research methods, this study seeks to present data on the strategy of female regional head candidates in the Regional Head Elections of Batu City, 2017. Dewanti Rumpoko as a female regional head candidate in the Batu City Election is quite active in attracting support from women to vote for her in this political contest. His efforts produced results with his election as Mayor of Batu elected for the period 2017-2022. Some efforts such as blusukan (observation) or attending face to face with citizens, determining strategic work programs based on gender mainstreaming, approaches based on household needs, special attention and care of a woman who prioritizes deep feelings and imaging as a strong, and independent woman became the right strategy done by Dewanti Rumpoko.

Highlights

  • Gerakan reformasi tahun 1998 yang dimotori oleh kaum muda terdidik yang mengakibatkan kejatuhan pemerintahan Soeharto akan selalu layak dijadikan rujukan pada setiap studi perubahan sosial politik di Indonesia

  • This study aims to describe strategies for prospective female Regional Heads in various socio-cultural limitations of patriarchy

  • Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia Vol. No.1

Read more

Summary

Dewanti

Hipotesa yang dumunculkan dalam tulisan ini adalah penulis meyakini bahwa calon pejabat publik perempuan mempunyai cara tersendiri untuk menggaet suara dari kaum perempuan. Kegiatan blusukan yang dianggap sebagai upaya strategis ini juga hampir selalu dilakukan oleh calon kepala daerah yang terlibat dalam kontestasi pilkada, dengan alasan yang sama, yaitu untuk mendapatkan lebih banyak simpati dan dukungan dari masyarakat. Kegiatan menemui warga secara langsung atau blusukan yang diagendakan oleh Dewanti Rumpoko lebih banyak diisi dengan kegiatan mendengar aspirasi warga. Biasanya warga senang dan antusias sekali kalau ibu (Dewanti Rumpoko) datang, istilahnya merasa diperhatikan lah...blusukan ini kan untuk semua warga, beliau tidak memilih-milih, tapi jiwa beliau sebagai perempuan yang sekaligus ibu, mungkin dilihat sama ibu-ibu itu ya sosok yang perhatian, banyak mendengar, pencitraannya itu seperti jadi sosok wanita yang tangguh begitu”. Kegiatan blusukan direncanakan memang untuk masyarakat umum, namun dari kegiatan blusukan ini muncul pencitraan bahwa Dewanti Rumpoko tampil sebagai perempuan yang mandiri, independen, keibuan, dan tangguh. Pencitraan yang terbentuk seperti itu secara tidak langsung turut mempengaruhi pemilihnya, termasuk pemilih perempuan di dalamnya, untuk tidak ragu memilih Dewanti Rumpoko

Program kerja berbasis pengarusutamaan gender
10.50. Hasil wawancaranya sebagai berikut:
Pencitraan sebagai perempuan yang tangguh
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.