Abstract
Abstract 
 
 One way to pass the laws in the Holy Quran is by narrating the story, to be covered in a high form of language or sticism that results in imagination and fantasy. The selection of words also had a profound effect on the meaning that the account would want to explain. So that the Holy Quran has its own specialization of other stories. The study was intended to analyze the qur 'an in luqman's story, as well as to expose the child's educational patterns. Luqman's story contains several types of stilistics or figures of speech, as well as the correct selection of words in a whole sentence structure. Among the structure of the sentence in luqman's story is kalām khabarī, kalām insyāi, majāz mursal, isti’ārah, kināyah, taqdīm wa ta’khīr, uslūb tarhīm, syarat dan jawab syarat, shīgat mubālaghah. Then in the selection of the exact words yaizhu used before the word ya bunayya shows tenderness when to counsel. The level of sticism in luqman's account contains the ordinance of proper parenting. Between the attitudes and counsel that must be instilled upon children are to call their children by good names, teach a faith, do good to both parents, be grateful servants, follow the path of god and his prophet, be honest, order prayer, educate to do amar ma 'ruf nahyi munkar, be patient, and prohibit the act of insolence. 
 
 Key words: stilistics, luqman, learn, child.
Highlights
Salah satu cara untuk menyampaikan hukum dalam Alquran ialah dengan pemaparan melalui kisah, dibalut dengan gaya bahasa atau stilistika yang tinggi sehingga menghasilkan daya imajinasi dan khayalan
Kemudian dalam pemilihan kata yang tepat diantaranya kata yaizhu yang digunakan sebelum kata ya bunayya menunjukkan kelembutan ketika hendak menasihati
Muhammad Abdul Mun’im Khafâjî, Al-Uslûbiyyah wa al-Bayân al-‘Araby, Beirut: Al-Dar Al-Mishriyyah Al-
Summary
Alquran merupakan pedoman hidup bagi seluruh manusia, serta sebagai mukjizat terbesar bagi Rasulullah Saw yang diturunkan Allah SWT melalui Malaikat Jibril As. Dorongan akan daya imajinasi dan khayalan dikarenakan penggunaan gaya bahasa atau stilistika yang sesuai dengan kontekstualitas pada cerita itu sendiri. Sebagai contoh untuk membuktikan keindahan Alquran dalam aspek bahasa tadi, kita dapat menganalisis stilistika surat Al-Baqarah ayat 44 – 45. Kita bisa melihat stilistika yang disampaikan begitu dinamis sehingga kedua ayat tersebut dapat saling menunjang secara makna. Dari kedua ayat di atas kita dapat melihat pemilihan dan penempatan kosa kata yang begitu dinamis dan sesuai dengan tuntutan keadaan dalam pembicaraan. Justru kata tanya tersebut bermaksud sebagai sindiran bagi orang yang selalu mengajak kepada kebaikan namun ia sendiri tenggelam dalam kehancuran karena melalaikan perintah terebut. Kajian ini sangat penting untuk melihat kandungan makna yang terdapat dalam kisah tersebut, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat menghadirkan caracara terbaik dalam proses mendidik anak sesuai dengan petunjuk Alquran dalam kisah Luqman yang dibungkus dengan nilai estetika sastra
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.