Abstract

Penggunaan jagung sebagai pakan harus memenuhi standar kualitas kimia yang dipersyaratkan untuk menjamin keamanan pakan. Penggunaan penghambat jamur sintetis merupakan salah satu strategi untuk menghambat pertumbuhan jamur dan produksi metabolit sekunder yang dapat menurunkan kualitas kimia jagung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan amilum (pati) dan aflatoksin B1 (AFB1) jagung kuning pipilan yang terdiri dari tiga level kadar air dan disuplementasi produk anti jamur sintetis. Sejumlah 750 kg jagung kuning pipilan digunakan dalam penelitian ini. Penghambat jamur (PJ) komersial yang digunakan diperoleh dari PT Japfa Comfeed Tbk, Indonesia dengan dosis 450 g/ton jagung. Percobaan dua faktor (Level kadar air: 13, 14 dan 15%; penghambat jamur PJ: -, +) digunakan pada penelitian ini. Hasil uji ANOVA membuktikan bahwa kecuali kandungan pati, interaksi yang signifikan antara LKA dan PJ terhadap kandungan aflatoksin B1 jagung yang disimpan selama 60 hari. Jagung (LKA berbeda dan tanpa PJ) memiliki kandungan AFB1 lebih tinggi dari yang diberi PJ. Simpulannya, penggunaan penghambat jamur efektif menghambat pertumbuhan jamur sehingga produksi aflatoksin B1 dapat ditekan. Penggunaan PJ sintetis tidak mempengaruhi kandungan pati jagung biji selama 60 hari penyimpanan.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call