Abstract

In the Neolithic Period, megalithic cultures emerged that worshiped ancestral spirits, because they were considered to provide welfare and protection to the living. One of the community's activities is the burial of corpses which produces different forms of megalithic buildings. One of the cultural products of the Megalithic tradition is the Doro Mpana site. The excavation findings from 2018 to 2019 were in the form of pottery fragments, ceramic fragments, Dimpa stones, stone artifacts, fragmentary skeletons (skulls, bones and human teeth), and metal objects. The purpose of this study is to understand the burial system and the aspects behind it using religious theory and social stratification theory. Data collection methods consist of observation, interview, literature study, and documentation techniques. Typological, Contextual, Comparative, and Ethnoarcheological analysis methods are also used. The results of this study can reveal the burial system at the Doro Mpana site, namely secondary burial and primary burial carried out in a sitting/folded posture with an orientation (original home of forefather) and a supine position with an orientation (celestial orientation) and accompanied by grave provisions.

Highlights

  • Pada Masa Neolitik muncul kebudayaan megalitik yang memuja arwah leluhur, karena dianggap memberikan kesejahteraan serta perlindungan kepada yang masih hidup

  • of the community's activities is the burial of corpses which produces different forms of megalithic buildings

  • Data collection methods consist of observation

Read more

Summary

Di Indonesia temuan kubur di guagua hunian yang berkembang pada Masa

Mesolitik dan Neolitik (bercocok tanam), ketika manusia mulai mengenal adanya religi dan ketidaktahuan manusia mengenai misteri kematian. Sehingga muncul dugaan bahwa batu Dimpa yang ditemukan pada kotak ini kemungkinan awalnya berada di permukaan tanah, namun karena adanya gerusan tanah dari atas yang menyebabkannya terkubur. Penggunaan batu Dimpa sebagai penanda kubur atau penutup kubur dalam sistem penguburan di Situs Doro Mpana dibuktikan dengan adanya rangka manusia dan berbagai benda yang diduga sebagai bekal. Temuan seperti ini juga terdapat di Situs Lewoleba dan Lambanapu, dan kubur tempayan di Alor dimana ditemukan sistem penguburan sekunder yang menggunakan wadah tempayan dengan meletakkan tulang tengkorak saja di dalamnya (Hadini dkk., 2019; Hidayah, 2013). Benda tersebut ditemukan pada kedalaman 1 meter dari permukaan tanah bersamaan dengan temuan kerangka manusia dalam jumlah yang banyak namun sudah hancur yang diduga sebagai penguburan sekunder. Selain adanya jalur perdagangan dan pelayaran, analisis temuan artefak yang berupa bekal kubur juga menunjukkan adanya kontak masyarakat di Situs Doro Mpana dengan komunitas luar.

Kode sampel sampel
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call